Ahad 29 Oct 2023 17:55 WIB

Mendag Tegaskan Komitmen Indonesia Soal Hilirisasi Mineral di Forum G7

Hilirisasi adalah salah satu upaya menciptakan rantai pasok global yang resilien.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) memenuhi undangan Menteri Perdagangan Jepang Yasutoshi Nishimura untuk menghadiri G7 Trade Ministers Meeting (TMM) di Osaka, Jepang.
Foto: Dok istimewa
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) memenuhi undangan Menteri Perdagangan Jepang Yasutoshi Nishimura untuk menghadiri G7 Trade Ministers Meeting (TMM) di Osaka, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan menyampaikan, hilirisasi adalah salah satu upaya untuk menciptakan rantai pasok global yang resilien. Hilirisasi tidak hanya  bermanfaat dalam menciptakan nilai tambah, tetapi juga dalam mendorong desentralisasi dan  mendiversifikasi sistem rantai pasok global. Sementara itu, hilirisasi industri merupakan salah satu  dari sejumlah aspek kunci yang dibutuhkan negara berkembang untuk melakukan lompatan ekonomi.  

Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam intervensinya pada Outreach Session  Pertemuan Para Menteri Perdagangan G7 yang mengambil tema peningkatan ketahanan rantai pasok  global dan mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta”. Outreach Session tersebut digelar, Sabtu (28/10/2023) di Osaka, Jepang yang diikuti oleh para Menteri Perdagangan negara G7, negara  mitra strategis dan pimpinan organisasi internasional. Jepang sebagai Presidensi G7 juga turut  mengundang sektor bisnis dan perusahaan terkemuka dunia seperti Kaidanren, Suzuki, Canpotex, Siemens Energy, JOGMEC, Rio Tinto dan Coherent. Ini adalah keikutsertaan pertama kali Indonesia  pada gelaran G7.

Baca Juga

“Jalan menuju resiliensi terletak pada desentralisasi dan diversifikasi rantai pasok global. Hal ini dapat  dicapai dengan melibatkan lebih banyak negara dan pemangku kepentingan. Hilirisasi berperan  sebagai instrumen penting untuk menghasilkan nilai tambah. Di saat yang sama, hilirisasi mendorong  diversifikasi sistem rantai pasok global,” kata Mendag Zulkifli Hasan, dalam siaran persnya.  

Dalam Outreach Session tersebut, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Dirjen Perundingan Perdagangan  Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri  Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara K Hasibuan.   

Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, perspektif kerja sama kelompok negara ‘Global North’  dan ‘Global South’ perlu didefinisikan kembali dengan didasarkan pada kemitraan yang saling  menguntungkan, tanpa diskriminasi, dan tanpa standar ganda.  

“Saya percaya kolaborasi merupakan kunci dalam mengatasi seluruh tantangan global, kelompok  negara Global North dan Global South dapat bekerja sama secara konstruktif dalam upaya ini,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.  

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir, kekurangan dan kebuntuan pasokan telah memperlihatkan kerentanan dalam sistem pengelolaan rantai pasok. Kondisi ini, diiringi dengan konflik geopolitik, telah meningkatkan fenomena fragmentasi perdagangan yang mendorong  pada tindakan unilateralisme.  

“Saya yakin membiarkan fragmentasi perdagangan menjadi kebijakan yang lebih luas akan  menyebabkan kemunduran perdagangan yang merugikan dan tidak efektif,” kata Mendag Zulkifli Hasan.  

Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, kerja sama membangun rantai pasok merupakan upaya inklusif. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor publik dan swasta,  dalam inovasi dan kolaborasi menjadi hal yang penting. Ia menekankan, sektor swasta perlu secara  aktif memanfaatkan berbagai peluang untuk tumbuh termasuk dengan menjalin kemitraan yang kuat  dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

“Sektor publik dan swasta, termasuk organisasi internasional, perlu bekerja sama dalam memobilisasi  sumber daya, jaringan, teknologi dan keahlian yang ada untuk membangun lingkungan kebijakan  perdagangan yang suportif. Saya yakin, kita membutuhkan dukungan yang kuat dari sektor swasta  untuk memitigasi risiko dan akibat fragmentasi rantai pasok global,” kata Mendag Zulkifli Hasan.  

Dalam Outreach Session tersebut, Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan inisiatif ASEAN yang mengambil langkah lebih jauh dan menargetkan diri menjadi pusat pertumbuhan global. Hal ini menandai kesuksesan ASEAN di bawah Keketuaan Indonesia tahun ini yang merefleksikan aspirasi  seluruh anggota.  

“ASEAN muncul sebagai mesin pertumbuhan global dengan perekonomiannya yang beragam namun  saling melengkapi, menjadikannya menarik bagi bisnis global untuk memindahkan basis produksi  mereka,” kata Mendag Zulkifli Hasan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement