Ahad 29 Oct 2023 18:05 WIB

Ganjar-Mahfud Mau Bikin Program Desa Mandiri Energi Bila Terpilih, Apa Itu?

Desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo bersama bakal calon Wakil Presiden Mahfud MD berfoto saat akan melakukan pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Umum 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi pasangan kedua yang mendaftar di KPU sebagai bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024. Sebelumnya pasangan Anies- Muhaimin (AMIN) juga mendaftar pada hari ini.
Foto: Republika/Prayogi
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo bersama bakal calon Wakil Presiden Mahfud MD berfoto saat akan melakukan pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Umum 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi pasangan kedua yang mendaftar di KPU sebagai bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024. Sebelumnya pasangan Anies- Muhaimin (AMIN) juga mendaftar pada hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Isu transisi energi tak luput dari perhatian pasangan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam materi visi misinya. Pasangan ini ingin agar nantinya setiap desa di Indonesia mandiri dalam pemenuhan kebutuhan energi masing-masing.

Seperti dikutip dalam uraian visi-misi paslon Ganjar-Mahfud MD, salah satu agenda dalam program Ekonomi Hijau yakni Desa Mandiri Energi.

“Desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya,” demikian keterangan yang tertulis.

Melalui program tersebut, diharapkan desa-desa di Indonesia akan menjadi bagian dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia. Sementara itu, Ganjar-Mahfud juga akan membuat program KadarKlim atau Kampung Sadar Iklim.

Program ini merupakan kegiatan promotif di tingkat kampung untuk menahan laju perubahan iklim dengan fasilitasi sanitasi dan drainase yang baik, ruang terbuka hijau, kawasan pejalan kaki, fasilitas publik, dan pengelolaan sampah yang terintegrasi.

Gerakan ini juga dibarengi dengan pengintegrasian risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem ekonomi dan sistem keuangan.

Selain itu, Ganjar-Mahfud juga ingin agar dilakukan pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi dan ramah lingkungan. Keduanya ingin mengubah sampah yang selama ini menjadi masalah pelik menjadi suatu peluang tambahan penghasilan alternatif.

Sementara itu, Ganjar-Mahfud juga menilai diperlukannya upaya untuk meminimalisasi kerusakan sosial dan lingkungan.

“Dengan ganyang plastik dan gebrak polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair, dan refabricate,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement