REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Militer Israel terus melancarkan serangan udara hingga memakan banyak korban. Kelompok pertahanan sipil Palestina dihadapkan pada dua pilihan, pertama menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengambil jenazah, atau meninggalkan korban tewas di bawah reruntuhan dan bergegas ke daerah lain untuk mengeluarkan mereka yang masih hidup.
Pertahanan sipil Palestina mengatakan, ratusan orang tewas di bawah bangunan yang runtuh. Dilansir Middle East Eye, Ahad (29/10/2023), dengan kurangnya peralatan penyelamatan dan banyaknya awak kapal yang menjadi sasaran, maka pihak pertahanan sipil mengikuti rencana yang memprioritaskan penyelamatan korban yang masih hidup dibandingkan mengambil jenazah.
"Kita sampai di tempat yang dituju, kalau ternyata masih ada orang yang masih hidup di bawah reruntuhan, kita terus menggali hingga kita keluarkan. Tapi kalau sudah yakin yang di bawah reruntuhan itu sudah tewas, kita berangkat lagi ke lokasi lain yang ditargetkan," kata Khalil Saifan, seorang anggota kru pertahanan sipil.
Dia menuturkan, pengeboman terjadi di tempat berbeda pada waktu yang sama. Puluhan lokasi menjadi sasaran dalam waktu 10 menit. Namun pihaknya hanya memiliki peralatan dan awak yang sangat terbatas untuk bertindak.