Senin 30 Oct 2023 00:42 WIB

PHBS Dukung Intervensi Penurunan Stunting di Yogyakarta

Upaya penurunan stunting juga dilakukan intervensi sensitif.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Penurunan angka stunting. Ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Penurunan angka stunting. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, penurunan stunting terus diupayakan. Salah satunya dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dapat mendukung intervensi penurunan stunting khususnya di Kota Yogyakarta.

Hal tersebut dikatakan Singgih usai menerima rapor kinerja triwulan III tahun anggaran 2023 dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan III dengan tema Strategi dan Kolaborasi Lintas Sektor Dari DIY Mendukung Indonesia Bebas Stunting, Kamis (26/10/2023) di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta.

"Upaya penurunan stunting juga dilakukan intervensi sensitif, terutama pada peningkatan penyediaan air bersih dan jamban yang layak untuk meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat," kata Singgih.

Pada intervensi spesifik juga dilakukan terkait pemantauan dan pemberian gizi di 1.000 hari pertama kehidupan. Disampaikan, selain anak usia dibawah dua tahun atau baduta, intervensi dalam pemantauan dan pemberian gizi sebagai upaya pencegahan stunting juga menyasar calon pengantin dan ibu hamil yang status gizinya juga dipantau.

“Tentu penurunan stunting ini terus diupayakan supaya tepat sasaran ya. Utamanya anak usia dua tahun ke bawah itu yang paling efektif karena yang menjadi tolak ukur terjadinya stunting. Selain itu, remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil juga didampingi supaya gizinya tercukupi,” tegas Singgih.

Ia menegaskan puskesmas dan posyandu memiliki peran penting bagaimana memantau, termasuk mendeteksi ketika ada indikasi terjadinya stunting, Tentunya, kata Singgih, dengan berkolaborasi bersama semua perangkat daerah dan pihak terkait.

“Beberapa waktu lalu kami juga sudah memberikan alat pengukuran berat dan tinggi badan yang lebih bagus di posyandu-posyandu Kota Yogya, sehingga bisa dipantau perkembangan anak sejak usia 0 sampai dua tahun dengan harapan akan membantu ketepatan pengukuran supaya data yang masuk juga valid,” jelasnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga mengatakan rapat koordinasi dengan tema Strategi dan Kolaborasi Lintas Sektor dari DIY Mendukung Indonesia Bebas Stunting ini diharapkan semakin memperkuat optimisme kota dan kabupaten bersama semua komponen dalam percepatan penurunan stunting sesuai perannya masing-masing.

“Saya memiliki optimisme bahwa strategi dan inovasi yang dilakukan kota dan kabupaten di DIY dapat berkontribusi pada percepatan penurunan stunting, yang juga bisa ikut berperan dalam pencapaian target nasional sebesar 14 persen,” kata Sultan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement