REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu diketahui berada di Miami, Amerika Serikat. Ia menghabiskan waktu dengan berlibur di negara tersebut. Hal ini menuai kritik karena di saat yang sama ribuan pemuda Israel berada di garis depan untuk berperang. Hampir 400 ribu pemuda Israel telah bergabung dalam upaya menanggapi serangan mengejutkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada 7 Oktober 2023.
Laporan menunjukkan, Yair Netanyahu berada di Florida. Foto yang beredar luas di media sosial menunjukkan bahwa dia sedang menikmati pantai Miami. The Times mewawancarai seorang sukarelawan yang ditempatkan di garis depan utara Israel. Sukarelawan itu menyoroti Yair yang sedang bersantai di Miami, sementara dia harus berada di garda depan.
Reports that #Israel's PM's son, Yair Netanyahu, will stay in #Miami, #Florida while Israeli authorities have been gearing up for a fateful ground invasion into #Gaza. pic.twitter.com/nXM7XCXgJp
— Quds News Network (@QudsNen) October 24, 2023
"Yair menikmati hidupnya di Miami Beach sementara saya berada di garis depan. Kami meninggalkan pekerjaan kami, keluarga kami, anak-anak kami, untuk melindungi keluarga kami dan negaranya," ujar sukarelawan itu, dilaporkan The Times of India, Rabu (25/10/2023).
Tentara lain yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Gaza mengatakan, dia rela terbang kembali ke Israel dari Amerika Serikat demi ikut berperang. “Saya telah terbang kembali dari Amerika dimana saya memiliki pekerjaan, kehidupan, keluarga saya. Tidak mungkin saya bisa tinggal di sana dan meninggalkan negara saya, rakyat saya, pada saat kritis ini. Di mana putra perdana menteri? Mengapa dia tidak berada di Israel?," ujarnya.
Sekitar lima tahun lalu, Yair terlibat dalam kontroversi terkait video yang direkam di luar klub tari telanjang. Dalam video tersebut, ia terdengar menyiratkan bahwa ayahnya telah memfasilitasi kesepakatan gas senilai 20 miliar dolar AS untuk keuntungan seorang tokoh bisnis terkemuka. Rekaman yang bocor ini menyebabkan perselisihan publik yang signifikan, hingga Yair meminta maaf.
Menurut laporan The Times of Israel, pada Maret, Yair menyebut pengunjuk rasa anti-pemerintah sebagai teroris. Pernyataan ini muncul setelah pengunjuk rasa mengepung sebuah salon di Tel Aviv selama kunjungan istri Netanyahu, Sara. Para pengunjuk rasa ini menyatakan penolakan terhadap restrukturisasi sistem peradilan Israel yang kontroversial.
Awal tahun ini, The Times of Israel mengungkapkan, Netanyahu dan istrinya, Sara, diduga menyarankan Yair untuk tidak berhubungan langsung dengan anggota parlemen atau menteri. Yair juga diminta untuk menghentikan aktivitasnya di media sosial. Nasihat diberikan di tengah tuduhan bahwa aktivitas Yair di media sosial memicu ketegangan di Israel dan memperburuk hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Beberapa bulan lalu, Yair diperintahkan oleh pengadilan Israel untuk memberikan kompensasi kepada seorang wanita sebesar 34.000 dolar AS sebagai ganti rugi. Tindakan hukum ini menyusul unggahan Yair di media sosia yang menyindir bahwa wanita itu memiliki hubungan romantis dengan politisi Benny Gantz. Tak lama setelah keputusan hukum ini, Yair pindah ke Amerika Serikat.