Senin 30 Oct 2023 06:55 WIB

Kemampuan UNRWA Bantu Pengungsi Gaza Semakin Lemah

Lebih dari 50 staf UNRWA meninggal akibat serangan udara Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Para pengunjuk rasa memegang bendera dan plakat Palestina selama unjuk rasa solidaritas terhadap Palestina, di depan Istana Federal, di alun-alun Federal, di Bern, Swiss, 28 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/ANTHONY ANEX
Para pengunjuk rasa memegang bendera dan plakat Palestina selama unjuk rasa solidaritas terhadap Palestina, di depan Istana Federal, di alun-alun Federal, di Bern, Swiss, 28 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kemampuan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk membantu pengungsi Gaza melemah. Selain pasokan bantuan yang sangat kurang, lebih dari 50 staf UNRWA meninggal akibat serangan udara Israel.

UNRWA menyediakan kebutuhan pokok di Gaza dan banyak pengungsi Palestina berlindung di sekolah-sekolah UNRWA.  Beberapa rumah sakit telah ditutup dan hampir tutup karena kekurangan bahan bakar.

Baca Juga

“Persediaan di pasar hampir habis sementara bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza dengan truk dari Mesir tidak mencukupi. Kebutuhan masyarakat sangat besar, meskipun hanya untuk kelangsungan hidup dasar, sementara bantuan yang kami terima sangat sedikit dan tidak konsisten," ujar pernyataan UNRWA, dilaporkan Aljazirah, Ahad (29/10/2023).

Lebih dari 613.000 dari 1,4 juta pengungsi internal di Gaza berlindung di 150 fasilitas UNRWA di seluruh wilayah yang diblokade. Namun kepadatan yang parah, kurangnya privasi dan sanitasi yang tidak memadai telah menempatkan sekolah-sekolah ini pada risiko krisis kesehatan masyarakat yang berkepanjangan dan parah.

Hal ini menambah tekanan pada sistem layanan kesehatan yang sudah kelebihan beban. UNRWA mengatakan beberapa tempat penampungan saat ini menampung 10 hingga 12 kali lebih banyak orang daripada kapasitasnya.

Badan bantuan PBB mengatakan, ribuan warga Palestina yang putus asa akibat pengepungan total dan pengeboman selama tiga minggu masuk ke beberapa gudang mereka di Jalur Gaza. Para pengungsi mengambil gandum, tepung, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya.

“Ini adalah tanda yang mengkhawatirkan bahwa tatanan sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan yang ketat,” kata  Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza Thomas White.

Juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan massa menyerbu total empat fasilitas pada Sabtu (28/10/2023). Salah satu gudang yang dijarah terletak di Deir el-Balah, tempat UNRWA menyimpan pasokan dari konvoi kemanusiaan yang menyeberang ke Gaza dari Mesir.

White mengatakan pengungsian besar-besaran telah memberikan tekanan besar pada masyarakat tuan rumah. "Beberapa keluarga menerima hingga 50 kerabat yang berlindung di satu rumah," kata White.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement