REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada Ahad (29/10/2023), militer Israel memberikan perintah evakuasi rumah sakit Al Quds sebelum berkali-kali melakukan pengeboman di sekitar rumah sakitnya di Gaza tengah itu. Cara ini terus dilakukan bahkan setelah peristiwa yang menarik perhatian ketika ratusan korban jiwa meninggal akibat serangan di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist.
Organisasi tersebut mengatakan, telah menerima panggilan telepon dari pasukan Israel yang memerintahkan mereka untuk mengevakuasi rumah sakit sebelum serangan terjadi. Seorang juru bicara militer mengatakan, seruan ini adalah bagian dari peringatan militer secara keseluruhan yang meminta masyarakat untuk menuju ke selatan Jalur Gaza.
Selain pasien, Bulan Sabit Merah mengatakan, 14 ribu orang yang kehilangan tempat tinggal akibat perang kini berlindung di rumah sakit.
“Hal ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada departemen rumah sakit dan membuat penghuni serta pasien mengalami sesak napas,” ujar pernyataan organisasi kesehatan itu.
14000 displaced civilians the majority of them being children and women are currently residing inside Al-Quds Hospital in #Gaza. They are living in fear and anxiety due to the threats from the occupying authorities to bomb the hospital which they sought refuge in as a result of… pic.twitter.com/2KC2qfeRLV
— PRCS (@PalestineRCS) October 29, 2023
Kelompok Hamas mengeluarkan seruan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional agar segera mengambil tindakan guna menghentikan ancaman pendudukan Israel yang menargetkan rumah sakit Al Quds. Sebanyak 57 serangan Israel telah dilakukan terhadap fasilitas medis dan 116 petugas kesehatan telah gugur sejak 7 Oktober.
“Tentara Israel sengaja terus meluncurkan roket langsung di dekat rumah sakit Al Quds dengan tujuan memaksa staf medis, pengungsi dan pasien untuk mengevakuasi rumah sakit,” kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, laporan ancaman untuk mengevakuasi rumah sakit Al-Quds sangat memprihatinkan. “Kami tegaskan kembali, tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit yang penuh dengan pasien tanpa membahayakan nyawa mereka,” ujar Direktur umum Tedros Adhanom Ghebreyesus di X.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan ketika ditanya tentang panggilan telepon yang diterima rumah sakit, bahwa dia belum pernah mendengar panggilan tersebut.
“Apa yang dapat saya sampaikan kepada Anda adalah bahwa rumah sakit adalah infrastruktur sipil yang penting. Berdasarkan hukum humaniter internasional, rumah sakit tidak boleh menjadi sasaran. Itu bukan sasaran militer,” kata Sullivan dikutip dari Al Arabiyah.