REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Penjabat Menteri Hak Sosial Spanyol Ione Belarra mendesak Eropa segera bertindak merespons genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Hal itu disampaikannya ketika berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa pro-Palestina yang digelar di Madrid, Ahad (20/10/2023).
“Hari ini kita di sini mendampingi semua orang baik di negara kita dan juga semua orang di seluruh Eropa yang ingin meminta serta menuntut diakhirinya genosida yang direncanakan ini untuk selamanya, pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina yang dilakukan oleh negara Israel,” ujar Belarra saat berbicara kepada awak media di tengah aksi unjuk rasa pro-Palestina yang videonya diunggahnya di akun X resminya.
Europe will pay dearly for such hypocrisy. European leaders are not up to the severity of what is happening. Today and always, we will defend the Palestinian people against the genocidal State of Israel. pic.twitter.com/Kq942EzAMK
— Ione Belarra (@ionebelarra) October 29, 2023
Dia menilai, para pemimpin Eropa, termasuk Spanyol, tidak siap menghadapi gawatnya situasi terkait Israel-Palestina saat ini. “Kami tidak ingin terlibat dalam genosida yang direncanakan ini dan kami pikir Eropa harus segera bertindak. Saya yakin Eropa akan menanggung akibatnya yang sangat besar atas kemunafikan ini,” ucapnya.
Belarra mendesak negara-negara Eropa untuk menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel, termasuk memberlakukan sanksi ekonomi dan embargo senjata. “Masyarakat terkejut melihat seluruh posisi Uni Eropa berada di bawah kepentingan Amerika Serikat (AS) dan Israel,” ujarnya.
Belarra pun mengingatkan tentang aktor utama di balik kebrutalan yang dihadapi masyarakat Palestina saat ini, yakni Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. “Tentu saja, bawa Netanyahu ke Mahkamah Pidana Internasional untuk diadili sebagaimana adanya, seorang penjahat perang,” katanya.
Israel sudah membombardir Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu. Hingga berita ini ditulis, jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel telah mencapai sedikitnya 8.005 jiwa. Sebanyak 73 persen dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia. Sementara itu jumlah korban luka sudah melampaui 20 ribu orang. Lebih dari 1 juta warga Gaza kini dalam kondisi terlantar dan mengungsi akibat agresi Israel.