Senin 30 Oct 2023 12:47 WIB

WHO Tegaskan tidak Mungkin Evakuasi RS Penuh Pasien di Gaza

Layanan kesehatan harus selalu dilindungi berdasarkan Hukum Humaniter Internasional.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
WHO menegaskan  tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit yang penuh dengan pasien tanpa membahayakan nyawa
Foto: EPA-EFE/Hannibal Hanschke
WHO menegaskan tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit yang penuh dengan pasien tanpa membahayakan nyawa

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Umum  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus menyatakan pada Ahad (29/10/2023), laporan dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengenai ancaman evakuasi terhadap Rumah Sakit Al Quds di Gaza sangat memprihatinkan. Dia menegaskan, layanan kesehatan harus selalu dilindungi berdasarkan Hukum Humaniter Internasional.

“Kami tegaskan kembali, tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit yang penuh dengan pasien tanpa membahayakan nyawa mereka,” kata Tedros Ghebreyesus di X.

Baca Juga

Sebelum itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, Israel mengancam akan mengebom fasilitas medis di Gaza dan menuntut evakuasi segera. "Kami menerima ancaman serius dari otoritas pendudukan untuk segera mengevakuasi Rumah Sakit Al Quds di Jalur Gaza karena rumah sakit tersebut akan dibombardir,” kata organisasi kemanusiaan tersebut.

Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga menyuarakan keprihatinan mengenai masalah ini dan mendesak deeskalasi. “Saya sangat terkejut mendengar tim Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Rumah Sakit Al Quds pagi ini kembali diberitahu untuk segera melakukan evakuasi,” kata Sekretaris Jenderal IFRC Jagan Chapagain.

“Saya tidak bisa menekankan hal ini lebih jauh lagi. Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan deeskalasi guna melindungi nyawa warga sipil, rumah sakit, dan dokter," katanya.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan ketika ditanya tentang panggilan telepon yang diterima rumah sakit, bahwa dia belum pernah mendengar panggilan tersebut. “Apa yang dapat saya sampaikan kepada Anda adalah bahwa rumah sakit adalah infrastruktur sipil yang penting. Berdasarkan hukum humaniter internasional, rumah sakit tidak boleh menjadi sasaran. Itu bukan sasaran militer,” kata Sullivan dikutip dari Al Arabiyah.

Israel mengklaim Hamas beroperasi di bawah rumah sakit dan bangunan sipil lainnya. "Untuk membongkar Hamas, kita harus membongkar terowongan bawah tanah mereka," ujar klaim militer Israel dikutip dari Anadolu Agency.

Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober ketika kelompok Palestina melakukan serangan lintas batas, menewaskan 1.400 orang, dan menyandera banyak orang. Sedangkan jumlah warga Palestina yang terbunuh dalam serangan balasan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 8.005, termasuk 3.342 anak-anak, 2.062 perempuan, dan 460 orang lanjut usia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement