REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah dokumen internal Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memberikan perincian mengenai puluhan ribu orang di Gaza yang terpaksa meminum air asin dan terkontaminasi, demikian dilaporkan surat kabar Israel Haaretz.
Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa sekitar 52.000 wanita hamil dan lebih dari 30.000 bayi di bawah usia enam bulan telah dipaksa minum air asin atau air yang terkontaminasi di Gaza, Haaretz melaporkan, Ahad (29/10/2023).
Israel telah memutus layanan vital yang dibutuhkan oleh warga Gaza untuk mengakses air, termasuk listrik dan bahan bakar yang dibutuhkan untuk desalinasi dan mengoperasikan pompa air. Kekurangan air menyebabkan ancaman penyakit menular, para petugas kesehatan telah memperingatkan.
Ini adalah salah satu serangan terbesar yang pernah kami lihat sejak Israel memulai perangnya di Gaza. Kami memahami bahwa pasukan Israel masih berada di dalam kamp pengungsi Jenin.
Gambar-gambar yang muncul menunjukkan buldoser kelas militer berada sangat dekat dengan rumah sakit dan yang lainnya menghancurkan properti sipil.
Dalam serangan-serangan sebelumnya, ada fokus yang jelas pada bangunan-bangunan tertentu, sering kali rumah-rumah yang dicurigai sebagai milik para pejuang, anggota, atau pendukung Hamas. Namun, semalam di Jenin, kami tidak menyaksikan fokus ini. Situasi ini tampak berbeda, dan telah berlangsung lebih dari enam jam.
Menurut petugas kesehatan, setidaknya ada empat korban tewas dan sejumlah korban luka-luka. Selain itu, puluhan orang telah ditangkap oleh pasukan Israel.