Senin 30 Oct 2023 17:09 WIB

Cara Mudah Kenali Tanda dan Gejala Strok, Apakah Ada di Tubuh Anda?

Masyarakat diharapkan mampu mengenali tanda dan gejala strok.

Red: Qommarria Rostanti
Pasien strok (ilustrasi). Ada beberapa tanda gejala strok yang bisa Anda perhatikan sedini mungkin.
Foto: www.freepik.com
Pasien strok (ilustrasi). Ada beberapa tanda gejala strok yang bisa Anda perhatikan sedini mungkin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat melakukan upaya pencegahan strok. Salah satunya melalui cara "SeGeRa Ke RS".

Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti mengatakan "SeGeRa Ke RS" merupakan akronim yang terdiri atas "Se" berarti senyum tidak simetris, "Ge" adalah gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, "Ra" adalah bicara pelo, "Ke" adalah kebas separuh tubuh, "R" adalah rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba, dan "S" adalah sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.

Baca Juga

"Untuk itu masyarakat diharapkan mampu mengenali tanda dan gejala strok agar dapat hidup lebih berkualitas," katanya.

Eva mengatakan, hingga saat ini, strok menjadi penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung baik di negara maju maupun berkembang. Berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, katanya, strok menjadi penyebab kematian utama di Indonesia dengan 19,42 persen dari total kematian. Adapun berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi strok di Indonesia meningkat dari 7/1.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9/1.000 penduduk pada tahun 2018.

Dia menegaskan sekitar 90 persen kasus stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, diet yang tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik. "Bagi penyandang diabetes mellitus dan hipertensi sebagai kelompok risiko tertinggi terjadinya strok, dapat dilakukan pencegahan dini faktor risiko strok dengan melakukan pemeriksaan propilipit," katanya.

Selain itu, Eva menuturkan pencegahan faktor risiko terjadinya strok juga dapat dicegah melalui kesadaran setiap individu untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan diri masing-masing, dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Dalam keterangan yang sama, Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) dr Mohammad Kurniawan juga menyebutkan, faktor risiko strok dapat dicegah melalui cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan terakhir kelola stress atau yang dapat disingkat menjadi "CERDIK".

"Apabila telah muncul gejala strok, hal utama yang dilakukan adalah kenali gejala strok karena harus segera ditangani. Keterlambatan dalam menangani gejala strok menimbulkan kematian pada jaringan otak yang mengakibatkan kecacatan bahkan kematian," kata Muhammad Kurniawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement