Senin 30 Oct 2023 21:33 WIB

Bekerja Lebih dari Delapan Jam di Depan Komputer, Awas Terkena Computer Vision Syndrome

Para pekerja diminta untuk terapkan metode 'Rule of 20' untuk menjaga kesehatan mata.

Metode 'Rule of 20' dinilai bisa mencegah mata terhindar dari Computer Vision Syndrome (CVS).
Foto: www.freepik.com
Metode 'Rule of 20' dinilai bisa mencegah mata terhindar dari Computer Vision Syndrome (CVS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pekerja kantoran dan orang yang sering berhadapan dengan perangkat, seperti komputer, telepon genggam, dan tab, sebaiknya menerapkan metode Rule Of 20 untuk menjaga kesehatan mata, kata dokter spesialis mata dari RSCM Jakarta Hisar Daniel.​​​ “Rule Of 20 ini adalah metode 20-20-20 yang harus bisa diterapkan demi menjaga kesehatan mata,” katanya di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Ia menjelaskan, metode 20-20-20, yakni setiap orang yang berada selama 20 menit di depan layar gawai sebaiknya istirahat sejenak selama 20 detik, dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki atau sekitar enam meter. Dengan menerapkan metode itu, kata dia, setiap orang yang bekerja di depan perangkat digital dalam waktu lama bisa terhindar dari computer vision syndrome (CVS) atau digital eye strain (DES).

Baca Juga

“CVS/DES ini adalah kumpulan gangguan mata yang berkaitan dengan penggunaan gawai,” ucapnya.

Ia menjelaskan, gejala CVS/DES dapat dirasakan seseorang yang berhadapan dengan sinar biru dari gawai, seperti sakit kepala, mata lelah, mata kering, mata berair, dan mata merah.

“Termasuk juga penglihatan yang buram, penglihatan ganda, dan rasa tidak nyaman di daerah leher atau bahu,” katanya.

Setiap manusia, katanya, harus menggunakan waktu untuk beristirahat dengan baik, yakni enam hingga delapan jam dalam sehari agar bisa sehat. Dengan demikian, kata dia, penting untuk mereka membagi waktu dengan baik, utamanya saat bekerja di depan gawai.

“Jadi, bisa dikatakan bahwa sebenarnya bila sudah konsumsi gawai itu, konsumsi screen time (waktu layar) itu lebih dari delapan jam sehari sudah pasti itu akan menimbulkan keluhan-keluhan seperti eye strain,” kata dia.

Untuk bekerja dalam jarak dekat, katanya, otot-otot mata perlu bekerja mengatur fokus, mengatur tingkat kejelasan, termasuk otot-otot untuk melirik, kemudian memfokuskan dari objek besar ke kecil.

“Semua otot mata bekerja sehingga semua yang bekerja dengan aktif seperti itu membutuhkan energi,” ucapnya.

Ia menjelaskan, ketika energi-energi tersebut sudah keluar terlalu banyak maka berpotensi besar menimbulkan rasa tidak nyaman, antara lain sakit kepala, mata perih, mata terasa berat, dan penglihatan berbayang.

“Kadang-kadang juga berkaitan langsung dengan kesulitan untuk memfokuskan penglihatan, sehingga walaupun sudah lepas pasang kacamata masih tidak nyaman, dan karena tidak berkedip maka akibatnya seringkali mata terasa kering, gatal, dan berair itu muncul,” katanya.

Untuk memfokuskan pandangan ketika berhadapan dengan gawai, katanya, bagian tubuh yang lainnya juga ikut bekerja, seperti bahu, leher, dan dada sehingga menyebabkan kaku di segala macam bentuk posisi.

“Bayangkan delapan jam seperti itu, bahkan ketika menggunakan gawai sambil menunduk itu seperti menambahkan beban sekitar 10 sampai 20 kilogram ke leher. Jadi hati-hati dengan penggunaan gawai yang terlalu lama,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement