REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum susu sering dikaitkan dengan pencegahan osteoporosis. Begitu juga, pendapat lain bahwa menyantap ceker ayam dapat menangkal osteoporosis.
Benarkah demikian? Dokter spesialis ortopedi konsultan hip & knee adult reconstruction, trauma, and sports, Yoshi Pratama Djaja, menyebutkan fakta terkait dua hal tersebut. "Kalau ceker ayam, bisa dibilang mitos, karena pencegahan osteoporosis dengan vitamin D dan kalsium, sementara ceker lebih banyak mengandung kolagen," kata Yoshi.
Dia menyampaikannya pada sesi bincang santai yang digelar RS Pondok Indah Group di Jakarta, Senin (30/10/2023). Mengenai minum susu, Yoshi menjelaskan bahwa itu bukan mitos, karena susu memang mengandung kalsium.
Namun, tidak perlu mengonsumsi susu dalam jumlah berlebihan dalam sehari. Selain itu, mencegah osteoporosis tidak hanya dengan minum susu saja.
Menurut Yoshi yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, jika seseorang makan dengan nutrisi seimbang dalam sehari, itu sudah memenuhi kebutuhan kalsium harian. Orang dewasa disarankan mendapat asupan sebanyak 1.000 miligram sehari, baik dari makanan alami atau suplemen.
Beberapa makanan yang kaya kalsium termasuk sayur dan daging merah. Tidak ada salahnya juga menyantap suplemen kalsium dan vitamin D jika diperlukan.
Osteoporosis merupakan kondisi tulang yang rapuh akibat penurunan massa tulang dan perubahan struktur pada jaringan tulang. Tidak hanya terjadi pada lansia, osteoporosis juga bisa diidap oleh anak muda. Terutama, kata Yoshi, anak muda dengan gangguan kesehatan tertentu, seperti kanker.
Begitu juga anak muda yang mengonsumsi obat tertentu yang berpotensi membuat tulang cepat keropos. Misalnya, anak muda yang mengidap penyakit ginjal atau terserang penyakit autoimun.
Yoshi menyampaikan beberapa langkah pencegahan osteoporosis termasuk menjaga asupan makanan tinggi kalsium/vitamin D. Selain itu, dengan rutin melakukan olahraga seperti berlari, bersepeda, dan renang yang baik untuk tulang.
"Kondisi tulang mencapai puncaknya di usia 30-40 tahun, sehingga langkah pencegahan idealnya dilakukan sebelum itu. Tetapi, setelah usia itu pun bukan berarti terlambat, karena tetap bisa menunda penurunan massa tulang," kata Yoshi.