REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Harga cabai rawit di pasar tradisional di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sejak tiga pekan terakhir melonjak signifikan. Yakni berkisar Rp 68 ribu hingga Rp 70 ribu dari sebelumnya Rp 15 ribu per kilogram.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Situbondo Ruben Pakilaran menyebutkan harga cabai rawit melonjak hingga sekitar Rp 70 ribu per kg di pasaran.
"Untuk sementara dari pantauan kami di pasar atau pedagang di pasar tradisional harga cabai rawit memang mengalami kenaikan harga sejak dua pekan terakhir," kata Ruben, sapaannya di Situbondo, Jawa Timur.
Menurut dia, dari informasi di dari petani cabai rawit di lapangan kenaikan harga terjadi karena produksi lokal atau panen cabai di Situbondo mulai berkurang, sehingga berdampak kepada naiknya harga akibat produksi dan kebutuhan tidak seimbang.
"Biasanya memang kalau produksi lokal mulai berkurang, harga cabai rawit akan naik seperti tahun-tahun sebelumnya. Berkurangnya produksi tentu berdampak kepada kenaikan harga," kata Ruben.
Sementara harga beras medium maupun premium di pasaran, lanjut Ruben, hingga saat ini masih cukup tinggi, yakni antara Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per kg.
Meskipun pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan Perum Bulog Bondowoso/Situbondo rutin menggelar operasi pasar atau pasar murah, kata Ruben, harga beras belum juga normal.
"Memang ada penurunan harga di sebagian toko, tapi tidak signifikan, yakni ada penjual beras yang sebelumnya menjual Rp 15 ribu kini turun Rp 14.500 per kg, rata-rata turun Rp 500 per kg," kata dia.
Ruben menambahkan, Pemkab Situbondo bersama dengan Perum Bulog akan terus melaksanakan operasi pasar khusus beras menggunakan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga harga beras kembali normal.