Selasa 31 Oct 2023 16:19 WIB

RS Indonesia di Gaza Rusak Terimbas Serangan Roket Israel

Saat ini RS Indonesia merawat sekitar 800 pasien.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia yang berada di Gaza bergerak menyalurkan bantuan tahap awal dari rakyat Indonesia untuk RS Indonesia.
Foto: Dok MER-C Indonesia
Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia yang berada di Gaza bergerak menyalurkan bantuan tahap awal dari rakyat Indonesia untuk RS Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel melancarkan serangan udara ke wilayah sekitar Rumah Sakit (RS) Indonesia di Bait Lahiya, Jalur Gaza, Senin (30/10/2023). Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qudra, serangan Israel menyebabkan kerusakan pada RS.

“Serangan Israel membahayakan nyawa ratusan orang yang terluka, pasien, tenaga medis, jurnalis, dan ribuan pengungsi,” kata Al-Qudra, dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

 

Kabar tentang serangan ke dekat RS Indonesia di Gaza dikonfirmasi oleh Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MERC) Sarbini Abdul Murad. MERC adalah organisasi atau lembaga yang menginisiasi pembangunan RS Indonesia di Gaza.

“Benar ada serangan rudal dekat RS Indonesia sehingga asap hitam menutupi RS. Alhamdulillah RS Indonesia tidak rusak, tapi plafon dalam yang ambruk. Mohon doa,” kata Sarbini ketika dikonfirmasi Republika tentang serangan ke RS Indonesia, Selasa (31/10/2023).

Menurut Sarbini, serangan ke daerah sekitar RS Indonesia lumayan sering terjadi. “Karena posisi RS Indonesia terletak di Gaza Utara dekat perbatasan dengan Israel,” ucapnya.  

Dia mengungkapkan, saat ini RS Indonesia merawat sekitar 800 pasien. Karena melebihi kapasitas, lorong-lorong di RS tersebut turut digunakan untuk keperluan rawat inap para korban luka serangan Israel. Tak hanya pasien, RS Indonesia juga menampung sekitar 2.000 warga Gaza yang mengungsi.

Sarbini mengatakan, kegiatan operasional di RS Indonesia saat ini berjalan dengan segala keterbatasan. “Pelayanan medis masih berlangsung walau dengan serba keterbatasan akibat membludaknya korban dan terbatasnya jumlah tenaga kesehatan dan obat-obatan serta kelelahan dokter,” ujarnya.

Karena pasokan bahan bakar belum diizinkan masuk ke Gaza, pemakaian listrik di RS Indonesia pun dibatasi. “BBM belum bisa masuk sehingga ketersediaan listrik pun terbatas. Listrik hidup puWn dibatasi,” ungkap Sarbini.

Pada Senin lalu, Israel juga melancarkan serangan udara ke daerah dekat Rumah Sakit Al-Quds serta Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza. Sebelumnya Israel sudah mengancam akan membombardir kedua rumah sakit tersebut karena diyakini dimanfaatkan Hamas untuk tujuan militer mereka.

Menurut sejumlah saksi mata yang dikutip Al Arabiya, dalam serangannya ke dekat rumah sakit Al-Quds dan Al-Shifa, Israel turut menggunakan artileri. Serangan ke dekat rumah sakit Al-Quds dan Al-Shifa terjadi hanya beberapa jam setelah Israel merilis foto yang memperlihatkan armada tank mereka di wilayah pantai barat Jalur Gaza. Hal itu menandakan adanya upaya potensial untuk mengepung kota utama Gaza, dua hari setelah Israel memerintahkan perluasan serangan darat melintasi perbatasan timurnya.

 

Beberapa foto yang beredar luas di media sosial juga menunjukkan tentara Israel mengibarkan bendera negara mereka jauh di dalam Gaza. Namun foto tersebut belum terverifikasi keasliannya.

Sejauh ini lebih dari 8.300 warga Gaza terbunuh akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka melampaui 21 ribu orang. Agresi Israel juga menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement