REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar baru Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menyatakan, banyak kebohongan yang disampaikan Israel dan Barat tentang Iran dan Palestina. Dia menyoroti kabar dan berita yang sering kali tidak sesuai dengan fakta dan kondisi yang sebenarnya.
Boroujerdi menyoroti isu yang terus-menerus dihembuskan usai serangan tidak terduga Hamas ke wilayah perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023. Teheran dituduh terlibat dalam penyerangan tersebut, padahal Boroujerdi menegaskan, itu merupakan kebohongan yang disebar secara tidak berimbang.
"Kebohongan seperti menyatakan Hamas, Hizbullah, Fatah, ini adalah Iran, padahal ini kebohongan. Iran memang memberikan dukung politik, tetapi keterlibatan operasi tidak pernah dilakukan oleh Iran," ujar Boroujerdi kepada awak media di rumah dinas Kedubes Iran pada Selasa (31/10/2023).
Menurut Boroujerdi, Iran memang selalu mendukung hak-hak warga Palestina. Namun bukan berarti pemerintahannya ikut campur dalam masalah militer, termasuk pelaksana operasi Badai Al Aqsa yang dilakukan Hamas.
"Tuduhan Iran bantu dan rencanakan ini tidak berdasar, sudah dijelaskan juga oleh Hamas. Iran tidak terlibat baik secara langsung atau tidak langsung," ujar komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran selama Perang Iran-Irak.
Bahkan, Boroujerdi menyatakan, berkali-kali Barat meminta Iran agar tidak terlibat dalam perang antara Israel dan Palestina. Namun, justru Israel yang terus melakukan serangan ke beberapa negara tetangga, termasuk Iran.
Selain itu, Boroujerdi juga menyoroti kebohongan lain dengan menyatakan bahwa perang yang berlangsung bukan sekedar antara Israel dengan Hamas yang menjalankan pemerintahan di Gaza. Dia menegaskan, perang yang terjadi saat ini melibatkan zionis Israel dengan Palestina.
Boroujerdi meminta agar melihat perang yang saat ini terjadi di Gaza bukan hanya terfokus pada momen 7 Oktober saja. Semua itu berasal dari tindakan pendudukan Israel yang sudah berlangsung puluhan tahun dan memakan banyak korban jiwa rakyat Palestina.
"Akar musibah yang terjadi berbeda dengan yang didengar dan dibaca. Ini sangat mendalam. Tujuan rezim zionis ini genosida, membersihkan bangsa Palestina dan menyatukan pendudukan," ujar sosok yang sudah menjadi diploma di Indonesia selama 22 tahun ini.