REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Project Director PT Hutama Karya Persero, Sri Hastuti Hardiningsih, mengatakan pengerjaan Jalur Tol Padang-Pekanbaru, Seksi Padang-Sicincin memilki panjang sekitar 36,15 kilometer sudah 41,5 persen. Ia berharap dukungan penuh dari masyarakat serta Pemda setempat supaya pengerjaan tol yang masuk ke dalam koridor Tol Padang-Pekanbaru ini cepat rampung.
“Untuk pembebasan lahan, itu sudah mencapai 92,6 persen, sedangkan proges fisiknya yang sedang berlangsung saat ini adalah 41, 5 persen. Mudah-mudahan support dari masyarkat tetap mendukung keberlangsungan pembangunan Jalan Tol," jata Sri, Senin (30/10/2023).
Sri menjelaskan pembangunan Tol Padang-Sicincin sempat tertunda karena masalah pembebasan lahan tol yang begitu panjang. Kini menurut Sri, proses pembebasan lahan sudah diselesaikan.
"Alhamdulillah sekarang kita bisa mengerjakan konstruksi fisik dengan lancar tanpa hambatan sehingga tidak akan ada lagi keterlambatan,"ucap Sri.
Selain itu, lanjut Sri, terkait bahan material pun sejauh ini tidak ada mengalami permasalahan di lokasi peninjauan tampak di setiap titik pengerjaan alat berat bekerja para pekerja pun terlihat sibuk sesuai tupoksi masing-masing. Ada yang tengah melakukan pemadatan tanah pengerjaan retaining wall atau penahan tanah dan lainnya. Menurut Sri, retaining wall ini dibuat bertujuan untuk mencegah terjadinya tanah longsor sehingga pembuatannya pun dipastikan semaksimal mungkin dan masing-masing ada yang panjangnya sekitar 200 meter dan ada juga yang 150 meter untuk perkuatan lereng. Tidak hanya itu dalam pengerjaan tersebut ia mengerahkan sebanyak 1000 orang pekerja di mana untuk pengerjaan box perlintasan air saja membutuhkan minimal sebanyak 20 orang pekerja.
“Jadi memang harus kita maksimalkan. Apalagi sekarang sudah tidak ada hambatan pembebasan lahan lagi,” ucap Sri.
Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, menargetkan pengerjaan Tol Padang-Sicincin rampung sebelum Ramadhan 2024 mendatang. Mahyeldi berharap tol yang merupakan bagian dari koridor Tol Padang-Pekanbaru ini sudah dapat menjadi alternatif untuk mengurai kemacetan saat libur lebaran.
“Jika harapan itu terwujud, tentu saat Lebaran nanti tol ini bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kemacetan. Sebab, jalur Padang-Padang Pariaman memang selalu macet setiap Lebaran. Mudahan-mudahan sebelum Lebaran itu bisa selesai," kata Mahyeldi, Senin (30/10/2023).
Mahyeldi menjelaskan proses pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Padang Sicincin ini sudah 92,6 persen. Sementara progres pembangunan fisik tol tersebut sudah mencapai 41,5 persen. Diketahui jalan tol ini akan dibangun sepanjang 36,15 kilometer. Menurut Mahyeldi penyelesaian jalan Tol Padang-Sicincin ini sangat penting karena masyarakat Sumbar sudah membutuhkan akses jalan bebas hambatan tersebut.
Ia menilai jumlah kendaraan yang mengaspal di Sumbar terus bertambah sedangkan jumlah dan ukuran jalan masih belum banyak berubah. Sehingga sejumlah jalur penting di Sumbar kini sering terjadi kemacetan. Terlebih saat musim mudik lebaran. Mahyeldi mengatakan setiap musim mudik, Sumbar banjir kendaraan pelat luar karena banyaknya perantau mudik dengan kendaraan pribadi.
Perlu diketahui, Jalan Tol Padang–Pekanbaru adalah jalan tol bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Padang dengan Pekanbaru. Ruasnya berada di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau melewati Lembah Anai yang merupakan deretan tebing curam yang terletak di Padang Panjang terus menyeberang jurang di Ngarai Sianok, Bukittinggi dan bersambung dengan kelok sembilan di Payakumbuh.
Tol sepanjang 255 km dengan rute Padang menuju Bukittinggi sampai ke Pekanbaru akan segera dimulai dan yang luar biasa dari proyek ini adalah adanya terowongan sepanjang 8,95 km yang berada tepatnya di daerah Payakumbuh.
Terowongan yang menembus Bukit Barisan tersebut adalah terowongan tol pertama di Indonesia dan menjadi terowongan terpanjang.
Tahap awal dilakukan peletakan batu pertama Padang-Sicincin, untuk membangun terowongan tersebut dibutuhkan dana sekitar Rp9 triliun dari total Rp78,09 triliun pembangunan keseluruhan, jadi untuk terowongan saja sudah menghabiskan dana Rp9 Triliun.