REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia, Fahmi Fadzil pada Senin (30/10/2023) mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang menyamar sebagai anggota organisasi non-pemerintah (LSM) untuk mengumpulkan sumbangan mengatasnamakan untuk Palestina.
Dia mengatakan, meskipun orang Malaysia terpengaruh oleh situasi yang terjadi di Palestina sekarang, mereka harus waspada dalam menyalurkan kontribusi mereka sehingga mereka tidak tertipu.
“Waspadalah terhadap scammers yang mencoba mengambil keuntungan, terkadang mereka (scammers) menampilkan gambar Masjid Al-Aqsa dan anak-anak Palestina, tetapi mereka adalah penipuan. Saya mendesak orang Malaysia, yang murah hati dan membantu, untuk tidak tertipu. Uang (yang diberikan) bisa jadi tidak sampai ke rakyat Palestina,” kata Fadzil dilansir dari Malay Mail, Selasa (31/10/2023).
“Gunakan saluran resmi dan merujuk ke pihak berwenang untuk memverifikasi apakah dana itu sah atau tidak," katanya saat sesi wawancara dengan stasiun radio SABAHfm di Kementerian Komunikasi Sabah dan Kompleks Terintegrasi Digital.
Bentrokan baru-baru ini di Palestina yang melibatkan Hamas, otoritas yang berkuasa di Gaza, dan rezim Israel telah mengakibatkan hilangnya ribuan nyawa di kedua belah pihak sejak 7 Oktober.
Fahmi mengatakan, Dana Kemanusiaan Palestina diluncurkan di bawah Kementerian Komunikasi dan Digital (KKD) sebagai tanda solidaritas dengan rakyat Palestina, yang telah tertindas, pada hari Kamis (26 Oktober).
Malaysia akan mengantarkan bantuan kemanusiaan pertama dengan penerbangan kargo khusus melalui Bandar Udara Internasional El Arish, Mesir, pada 3 November 2023 mendatang dan melalui laut untuk pengiriman berikutnya.
Kementerian Luar Negeri (KLN) Malaysia dalam keterangan tertulisnya diterima di Kuala Lumpur, Sabtu (28/10/2023), menyebutkan pengiriman barang bantuan kemanusiaan ke Gaza harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemerintah Mesir sebelum dikelola Persatuan Bulan Sabit Merah Mesir, sebagai satu-satunya lembaga pelaksana yang mengatur pengiriman melalui pintu masuk perbatasan Rafah-Gaza.
Baca juga: Alquran Bolehkan Nepotisme dari Kisah Nabi Musa Tunjuk Nabi Harun Asisten? Ini Kata Pakar
Dalam perkembangannya, Wisma Putra (KLN) mengatakan, 50 ton bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza senilai 7 juta ringgit Malaysia (sekitar Rp23,3 miliar) telah disiapkan untuk dikirim ke Gaza melalui Mesir.
Barang-barang tersebut dikumpulkan melalui kampanye Ops Ihsan oleh lebih dari 40 organisasi non-pemerintah (LSM) lokal pada 21 dan 22 Oktober lalu. Pengiriman pertama dengan pesawat kargo khusus didanai oleh Pemerintah Malaysia.
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
Pengiriman selanjutnya akan dilakukan melalui jalur laut dan akan dimobilisasi segera setelah rincian terbaru dari lapangan diterima oleh Tim Ops Ihsan ke Kota Ismaliyah, Mesir, dalam waktu dekat.
Hingga Sabtu, Wisma Putra menyebut jumlah sumbangan untuk membantu rakyat Palestina yang terkumpul melalui Rekening Amanah Kemanusiaan Rakyat Palestina (AAKRP) yang dikelola KLN Malaysia mencapai RM23 juta (sekitar Rp76,58 miliar).
Itu termasuk dana yang diterima dari perusahaan yang menjanjikan sumbangan saat upacara penyampaian sumbangan tabung AAKRP pada 19 Oktober lalu di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Sri Perdana.
Sumber: malaymail