Rabu 01 Nov 2023 10:20 WIB

Efek Kecelakaan di Jembatan Kaca, 21 Wahana Berisiko Tinggi Banyumas Ditutup

Pj Bupati menegaskan bahwa kejadian di The Geong harus menjadi insiden terakhir.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Polresta Banyumas menetapkan pengelola obyek wisata jembatan kaca The Geong sebagai tersangka, Senin (30/10/2023).
Foto: Dok Polresta Banyumas
Polresta Banyumas menetapkan pengelola obyek wisata jembatan kaca The Geong sebagai tersangka, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sebanyak 21 wahana berisiko tinggi di Kabupaten Banyumas akan ditutup sementara untuk audit keselamatan, menyusul kecelakaan di wahana jembatan kaca The Geong Hutan Limpakuwus.

Rencana ini dilakukan setelah pihak Pemkab Banyumas dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro, mengumpulkan para pelaku wisata untuk melakukan sejumlah langkah antisipasi kecelakaan di wahana berisiko tinggi di Pendopo Wakil Bupati Selasa (31/10/2023) siang.

Baca Juga

Kabid Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Wardoyo menjelaskan berdasarkan arahan Pj Bupati, dibentuk tim pengawasan perizinan ditambah unsur TNI dan Polri untuk memastikan aspek keselamatan objek wisata.

"Pj Bupati menegaskan bahwa kejadian di The Geong harus menjadi insiden yang terakhir alias jangan sampai terulang sehingga beliau meminta kepada semua pemilik atau pengelola daya tarik wisata maupun usaha pariwisata di Kabupaten Banyumas untuk mengutamakan aspek keselamatan bagi wisatawan atau  pengunjung dengan memenuhi standar atau persyaratan Perizinan berusaha," ujar Wardoyo kepada Republika, Rabu (1/11/2023).

Menurut Wardoyo, sebanyak 73 pelaku wisata yang hadir sepakat untuk mematuhi hal tersebut. Untuk itu, selama tim tersebut diturunkan, ada sebanyak 21 wahana berisiko tinggi yang harus ditutup sementara demi pemeriksaan aspek keselamatan.

"Data sementara sebelum kami verifikasi lapangan ada 21 wahana. Yang ditutup hanya wahana yang berisiko, adapun obyek wisata tetap operasional," ungkap Wardoyo.

Ia mengungkapkan bahwa dalam melakukan inspeksi perizinan dan keselamatan tersebut, pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum dan lainnya.

Ditargetkan, inspeksi tersebut akan selesai sebelum musim liburan Natal dan Tahun Baru mendatang. "Kami targetkan sebelum Nataru sudah selesai," ujarnya.

Sebelumnya Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro menyampaikan bahwa tim audit dan sertifikasi layak untuk tempat wisata dibentuk pada Rabu (1/11/2023).

Tim nantinya diminta langsung bekerja pada hari Kamis (2/11/2023) untuk melakukan audit terhadap seluruh wahana jembatan kaca dan sejenisnya hingga dinyatakan layak digunakan terutama dari sisi keselamatannya.

"Kami sudah mengajak para pelaku wisata untuk membicarakan rencana audit tersebut dan mereka menyatakan sepakat. Selain itu, para pelaku wisata memaklumi kebijakan Pemkab Banyumas yang menutup sementara seluruh wahana jembatan kaca maupun wahana lainnya yang berisiko," jelas Pj Bupati.

Hanung menambahkan, tim diminta bergerak cepat, sehingga dalam satu-dua bulan ke depan semuanya sudah selesai audit dan boleh buka. Ia juga mengajak semua pihak untuk tidak membicarakan jembatan kaca The Geong yang diketahui tidak berizin karena saat ini yang paling utama adalah memperbaiki semuanya demi kebaikan ke depan.

"Semua tempat wisata, baik yang memang kaca ataupun tidak, tapi berisiko, pastikan punya sertifikat dulu dan harus layak dari sisi K3-nya, terutama dari sektor keamanan," katanya.

Pj Bupati Hanung menyebut selain jembatan kaca, wahana yang berisiko adalah seperti flying fox, bungee jumping, susur sungai juga akan diaudit satu per satu hingga dinyatakan layak digunakan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement