Rabu 01 Nov 2023 11:07 WIB

Ngibul Lagi, Tentara Perempuan yang Diselamatkan Israel Ternyata Bukan Sandera Hamas

Ori Megidish yang diklaim berhasil dibebaskan ternyata bukan sandera Hamas

Sandera Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz tiba di Tel Aviv Sourasky Medical Center - rumah sakit Ichilov di Tel Aviv, Israel pada Selasa (24/10/2023).
Foto: Oren ZIV / AFP
Sandera Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz tiba di Tel Aviv Sourasky Medical Center - rumah sakit Ichilov di Tel Aviv, Israel pada Selasa (24/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer israel mengeklaim pada Senin (30/10/2023), telah menyelamatkan seorang tentara perempuan Israel bernama Ori Megidish dari penawanan di Jalur Gaza. Namun, ternyata klaim itu tidak benar. Tentara perempuan Israel yang disebut-sebut selamat dari tawanan ternyata bukan sandera Hamas.

Di media sosial, warga net berlomba-lomba mencari identitas Ori Megidish. Termasuk menelusuri nama-nama sandera Hamas. Dalam daftar nama sandera yang dicantumkan dalam situs Haaretz, tak ditemukan nama Ori Megidish.

Baca Juga

Tak hanya itu, warganet juga berhasil menemukan bukti bahwa Ori Megidish sempat mengunggah postingan di media sosialnya pada tanggal 12 Oktober 2023, sedangkan penyanderaan Hamas sudah dilakukan sejak 7 Oktober 2023.

Hal ini menambah daftar panjang kebohongan Israel terkait genosida dan pembantaian yang dilakukan di Palestina dalam tiga pekan terakhir.

Sebelumnya, menurut pernyataan militer Israel dikutip dari Al Arabiyah, pembebasan tentara Ori Megidish diamankan selama operasi darat. “Tentara itu telah diperiksa secara medis, dalam keadaan baik, dan telah bertemu dengan keluarganya," kata penyataan tersebut.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan merilis foto Megidish dengan dia terlihat dikelilingi anggota keluarganya. Klaim ini muncul tak lama setelah Hamas merilis sebuah video yang menunjukkan tiga dari lebih dari 200-an orang sandera. Video itu menampilkan sandera yang bernama Yelena Trupanob, Danielle Aloni, dan Rimon Kirsht. Salah satu dari mereka menyalahkan PM Israel, Benjamin Netanyahu yang enggan membuat kesepakatan untuk menjamin pembebasan mereka dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina

"Anda berkomitmen untuk membebaskan kami semua. Namun justru, kami malah menanggung kegagalan politik, keamanan, militer, dan diplomatik   karena Anda gagal pada 7 Oktober dan tidak ada tentara di sana saat itu. Tidak ada yang melindungi kami, meskipun kami adalah warga negara dan kami membayar pajak kepada pemerintahan Israel," ujar perempuan dalam video tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement