Rabu 01 Nov 2023 13:51 WIB

PBNU: Seruan Boikot Produk Israel Efektif Jika Dilakukan Bersama

Memboikot produk Israel adalah upaya kita mendukung kemerdekaan Palestina.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurozi atau Gus Fahrur.
Foto: PBNU
Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurozi atau Gus Fahrur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seruan memboikot produk-produk Israel semakin massif di media sosial. Seruan ini tentu saja muncul karena kebrutalan Israel yang membombardir Gaza bersama rakyat Palestina di dalamnya.

Israel telah merebut dan menjajah tanah Palestina selama 75 tahun. Selama itu pula, Israel kerap melakukan tindakan represif di luar batas kemanusiaan dan dunia pun telah mengetahui hal ini. Maka, ketika Israel kembali melakukan serangan yang bertubi-tubi, dunia kembali bersuara untuk memboikot produk-produk Israel untuk menghentikan kekejaman negara apartheid itu.

Baca Juga

Menurut Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurozi atau Gus Fahrur, memboikot produk-produk Israel adalah upaya kita mendukung kemerdekaan Palestina yakni dengan cara memberikan tekanan melalui ekonomi Negara itu. 

Memboikot produk Israel, kata Gus Fahrur, artinya umat Muslim berusaha menahan diri untuk tidak membeli produk dari perusahaan yang menjadi donatur bagi kejahatan-kejahatan perang Israel.

“Ya (boikot), ini salah satu upaya mendukung kemerdekaan Palestina dengan jalan damai melalui tekanan ekonomi. Artinya kita menahan diri untuk tidak membeli produk perusahaan yang menjadi donatur penjajahan Israel,” ujar Gus Fahrur kepada Republika, Rabu (1/11/2023).

Menurut Gus Fahrur, cara ini akan efektif apabila dilakukan secara masif oleh masyarakat internasional, tidak hanya Indonesia. Karena dengan begitu, ekonomi Israel akan tertekan dan negara apartheid itu mau tunduk pada seruan PBB untuk gencatan senjata.

“Kalau masyarakat internasional sepakat melakukan, pasti sangat terasa dampaknya bagi mereka,” kata Gus Fahrur.

Gus Fahrur menekankan, memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel bukan berarti produk tersebut haram dipakai. Hanya saja, melihat kekejaman dan kekejian Israel itu terhadap rakyat Palestina agar dapat menghentikan pembelian pada produk yang menjadi donatur kejahatan perang Israel.

“Bukan berarti haram hukumnya, namun sebaiknya dihindari saja diganti produk lokal sejenis,” kata Gus Fahrur.

“Masih banyak pilihan untuk dibeli selain produk pro-Israel agar menjadi tekanan ekonomi mereka, karena uang dan kekuatan ekonomi merupakan modal utama untuk pembelian senjata bagi penjajahan Israel atas Palestina,” jelasnya.

Namun, apabila tidak bisa mengganti produk pro Israel, misalnya karena kualitasnya dan apabila diganti dengan produk lain membahayakan kesehatannya, maka yang seperti itu tidak masalah. Karena tujuannya membeli dan memakai produk bukan untuk mendukung penjajahan Israel.

“Namun, bagi mereka yang mempunyai ketergantungan terhadap produk Israel karena kualitas atau harga dan alasan bisnis lainnya, tetap saja diperbolehkan melakukan transaksi selama tidak ada niatan untuk membantu penjajahan Israel,” kata Gus Fahrur.

Menurut Gus Fahrur, banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu rakyat Palestina dan memboikot produk Israel adalah cara yang paling mudah dan bisa dilakukan siapapun tanpa harus menjadi ahli. Karena tentu saja kita tidak bisa membantu secara langsung ke Gaza, yang bahkan bantuan kemanusiaan pun masih sangat terbatas dan harus mendapat izin Israel untuk melewati gerbang Rafah.

“Boikot adalah salah satu cara termudah untuk membantu perjuangan bangsa Palestina. Kalau tidak bisa membantu mereka secara langsung, minimal mengurangi kekuatan ekonomi mereka agar mau berunding dengan kesepakatan dunia Islam internasional,” kata Gus Fahrur.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement