Kamis 02 Nov 2023 08:33 WIB

Kasus Cacar Monyet, Waka Komisi IX DPR: Awasi Kelompok Paling Berisiko

Waka Komisi IX DPR minta awasi kelompok paling berisiko dalam kasus cacar monyet.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Dua petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet. Waka Komisi IX DPR minta awasi kelompok paling berisiko dalam kasus cacar monyet.
Foto: Antara/Sulthony Hasanuddin
Dua petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet. Waka Komisi IX DPR minta awasi kelompok paling berisiko dalam kasus cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati berharap agar persebaran kasus cacar monyet atau monkeypox tidak menular lebih banyak. Dengan terjadinya kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi, dia mempertanyakan langkah tata laksana dan mitigasi yang pemerintah lakukan sudah dilaksanakan dengan baik atau belum.

“Sekarang jumlahnya terus meningkat, maka perlu ada yang dievaluasi apakah tata laksana dan mitigasinya sudah dilakukan?" ujar Kurniasih dikutip dari laman Komisi IX DPR RI, Kamis (2/11/2023).

Baca Juga

Kurniasih menyampaikan, sejak kasus ini merebak dan belum masuk Indonesia, dia sudah mengingatkan pemerintah agar menyiapkan diri membuat tata laksana penanganan cacar monyet. Harapannya, tidak kaget seperti saat menghadapi Covid-19.

"Sebelum kasus masuk dan saat kasus pertama terkonfirmasi saya sudah berkali-kali mengingatkan tentang tata laksana dan mitigasi serta pengawasan ke kelompok paling berisiko,” kata dia.

Kurniasih mengatakan, Indonesia sudah berpengalaman dalam penanganan Covid-19. Dia berharap, hal tersebut dapat membuat penanganan penyakit menular bisa dilakukan secara lebih terprogram dengan baik.

"Tracing kontak erat, isolasi pasien terkonfirmasi, lakukan tes dan mulai perbanyak vaksinasi. Secara umum sama dengan tindakan yang kita lakukan saat Covid-19. Seharusnya kita jauh lebih siap. Plus tambahan satu awasi dengan erat kelompok paling berisiko," terang dia.

Mengutip studi dari New England Journal of Medicine pada 21 Juli mengungkapkan 528 infeksi yang dikonfirmasi antara 27 April hingga 24 Juni 2022, didominasi 98 persen, di antaranya laki-laki gay atau biseksual, dan 95 persen telah tertular penyakit melalui aktivitas seksual.

WHO juga mengeluarkan pernyataan bahwa pria yang berhubungan seks dengan pria adalah kelompok yang paling berisiko terinfeksi saat ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement