REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Yordania telah menarik duta besarnya untuk Israel. Langkah itu diambil sebagai bentuk protes dan kecaman atas masih berlanjutnya agresi Israel ke Jalur Gaza yang sudah menewaskan sedikitnya 8.800 orang.
“Ini (penarikan duta besar) untuk mengungkapkan sikap Yordania yang menolak dan mengutuk perang Israel di Gaza yang membunuh orang-orang tak berdosa serta menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, Rabu (1/11/2023).
Dia menambahkan, tindakan Israel memblokade bantuan, termasuk makanan, air minum, dan obat-obatan, memperkuat keputusan Yordania untuk menarik duta besarnya dari negara tersebut. Safadi mengungkapkan, duta besar Yordania hanya akan kembali ke Tel Aviv jika Israel telah menghentikan perangnya di Gaza serta krisis kemanusiaan yang ditimbulkannya.
Sementara itu Pemerintah Israel menyampaikan bahwa mereka menyesalkan keputusan penarikan duta besar oleh Yordania. Kendati demikian, Israel mengatakan mereka akan tetap fokus melancarkan perang terhadap kelompok Hamas yang mengontrol Gaza.
Selain Yordania, negara-negara lain yang sudah menarik duta besarnya dari Israel sebagai bentuk protes atas perang di Gaza adalah Kolombia dan Chile.
“Saya telah memutuskan untuk memanggil kembali dubes kami untuk Israel untuk berkonsultasi. Jika Israel tidak menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina, kami tidak dapat hadir di sana,” kata Presiden Kolombia Gustavo Petro saat mengumumkan penarikan dubes negaranya dari Israel lewat akun X resminya, Selasa (31/10/2023) lalu.
Sejak dimulainya serangan ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, Petro aktif menyoroti aksi kekejaman Israel terhadap penduduk Palestina di sana. Dia termasuk pemimpin dunia pertama yang mengutuk serangan Israel ke Gaza.
Sementara itu Bolivia mengambil langkah lebih berani, yakni memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Bolivia menuduh Tel Aviv melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangannya di Jalur Gaza.
“Bolivia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif serta tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dalam sebuah konferensi pers, Selasa lalu.
Mamani menambahkan bahwa Bolivia menyerukan gencatan senjata dan diakhirinya blokade yang mencegah masuknya pasokan makanan, air, dan elemen penting lainnya bagi kehidupan masyarakat Gaza.