REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyampaikan kinerja konsolidasian perusahaan dalam sembilan bulan terakhir atau hingga kuartal III 2023 dalam kondisi yang baik. Laba perusahaan tetap kuat berkat dukungan harga batu bara yang stabil dan operasi yang baik.
Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, menyampaikan ADRO mencatatatkan pertumbuhan penjualan batu bara sebesar 11 persen menjadi 49,12 juta ton hingga September 2023.
Adapun, total pendapatan sepanjang Januari-September 2023 sebesar 4,98 miliar dolar AS atau turun 16 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Hal itu disebabkan penurunan harga jual rata-rata batubara sebesar 25 persen.
"Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik," kata Garibaldi dalam pernyataan resminya, dikutip Republika, Kamis (2/11/2023).
ADRO mencatat laba inti sebesar 1,4 miliar dolar AS periode Januari-September 2023 dan EBITDA operasional sebesar 1,94 miliar dolar AS.
Sejalan dengan sejumlah rencana investasi perseroan, realisasi belanja modal mengalami kenaikan 71 persen menjadi 743 juta dolar AS. Belanja modal tersebut, lanjut Garibaldi, terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung pada rantai pasokan, dan di sisi lain memulai investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya.
Dengan kinerja perusahaan yang tetap baik, ia menyampaikan posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih sebesar 1,83 miliar dolar AS per akhir September 2023. Kata Garibaldi, ADRO berada di posisi yang baik untuk mencapai target 2023 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis.
"Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang," ujar Garibaldi.
Sementara itu, ia menyampaikan, pemberian royalti kepada pemerintah dalam sembilan bulan terakhir mengalami kenaikan 33 persen menjadi 1,17 miliar dolar AS dari periode sama tahun lalu 882 juta dolar AS. Sementara, beban pajak penghasilan mengalami penurunan 71 persen dari 1,16 miliar dolar AS menjadi 332 juta dolar AS.