Kamis 02 Nov 2023 12:44 WIB

Baznas Fasilitasi Komunitas Tuli Belajar Alquran Bahasa Isyarat di STQH Jambi

bagi komunitas tuli kesempatan untuk belajar Alquran termasuk jarang

Sekitar dua puluhan orang dari komunitas tuli dan tuna wicara mengunjungi booth Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Pameran Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadits (STQH) Nasional ke-27 Jambi pada Rabu, (1/11/2023) malam.
Foto: dok Baznas
Sekitar dua puluhan orang dari komunitas tuli dan tuna wicara mengunjungi booth Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Pameran Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadits (STQH) Nasional ke-27 Jambi pada Rabu, (1/11/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sekitar dua puluhan orang dari komunitas tuli dan tunawicara mengunjungi booth Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Pameran Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadits (STQH) Nasional ke-27 Jambi pada Rabu (1/11/2023) malam.

Mereka tampak asyik dan antusias memperhatikan pengajar Alquran bahasa isyarat. Bagi komunitas tuli dan tunawicara kesempatan untuk belajar Alquran termasuk jarang.

Ida Zulfiyah, pengajar Alquran bahasa isyarat, menjelaskan, pelatihan Alquran bahasa isyarat kali ini diikuti oleh komunitas dari GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Provinsi Jambi.

"Peserta sekitar dua puluh orang. Mereka belajar Alquran bahasa isyarat mulai dari huruf hijaiyah, harakat, dan seterusnya," kata Ida.

Program ini adalah bagian dari Program Training of Trainers (ToT) Pengajar Alquran Bahasa Isyarat Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara di 34 Provinsi yang digulirkan Baznas.

Tujuannya, mempersiapkan pengajar kompeten, memfasilitasi akses pendidikan Alquran bagi penyandang disabilitas sensorik serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan dan kebutuhan penyandang disabilitas sensorik dalam mendapat akses pendidikan agama.

"Semoga teman-teman yang sudah belajar hari ini bisa mengajarkannya lagi kepada teman-teman tuli lainnya," kata Ida. 

Menurutnya, Alquran bahasa isyarat sangat penting dikenalkan kepada teman-teman tuli muslim di seluruh Indonesia.

"Selama ini teman-teman tuli belum mendapatkan akses keagamaan. Padahal hak keagamaan sudah diatur dalam undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas. Mereka mempunyai hak yang sama," ujarnya.

Mushaf Alquran Bahasa Isyarat diproduksi oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alqur'an (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI.

Mushaf ini bertujuan memberikan afirmasi layanan keagamaan kepada teman-teman tuli. Mushaf ini ada pertama kali di Indonesia, bahkan dunia. 

Sebelumnya, LPMQ Kemenag RI juga telah mengeluarkan mushaf Alquran braile yang diperuntukkan bagi kelompok difabel netra.

Saat meluncurkan program ToT pengajar Alquran Bahasa Isyarat pada September 2023 lalu, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad menyampaikan bahwa kelompok disabilitas perlu mendapatkan perhatian khusus.

"Kami meluncurkan program ToT bagi para pengajar yang akan mengajari bahasa isyarat membaca Al-Quran. Tujuannya agar disabilitas tuli, yang jumlahnya lebih dari 2,5 juta orang ini bisa membaca Alquran dengan bahasa isyarat," ujar Kiai Noor.

Booth Baznas di ajang STQH Nasional Jambi dibuka sejak 30 Oktober hingga 6 November 2023. Di booth Baznas pengunjung bisa menyaksikan Mushaf Alquran Bahasa Isyarat sekaligus ikut belajar metode pengajaran Alquran Bahasa Isyarat.

Selama pameran berlangsung sedikitnya 400 orang telah mengunjungi booth Baznas. Pengunjung yang beruntung bisa mendapatkan doorprize berupa produk-produk UMKM binaan Baznas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement