REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mata dunia kini melihat kekejaman yang dilakukan bangsa Israel terhadap anak-anak dan perempuan Gaza, Palestina. Mereka juga menghancurkan tempat ibadah umat Islam dan juga umat Kristen yang tinggal di Gaza.
Hal itu menunjukkan bahwa Perang Israel-Palestina tersebut bukanlah konflik agama antara umat Islam vs umat Yahudi. Justru, sejak masa Rasulullah, umat Islam dan Yahudi bisa hidup berdampingan.
Dalam sejarah Islam juga mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menerima undangan makan dari kaum Yahudi selama hidupnya. Nabi tidak hanya berbuat baik kepada tetangganya yang muslim, tapi juga kepada tetangannya yang non-muslim, termasuk dari kaum Yahudi.
Dalam buku “Manusia Yang Tidak Seperti Manusia”, Ustaz Ahmad Zarkasih menjelaskan, dalam riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnad-nya, dari sahabat Anas bin Malik, beliau menceritakan bahwa Nabi Saw pernah diundang oleh orang yahudi untuk makan, dan Nabi Saw memenuhi undangan tersebut.
“Dari Anas bin Malik Ra, seorang Yahudi mengundang Nabi Saw untuk bersantap roti gandum dengan acara hangat, dan Nabi SAW pun memenuhi undangan tersebut.” (HR Imam Ahmad)
Menurut Ustaz Zarkasih, itu adalah salah satu bukti bahwa Nabi Saw adalah tetangga yang baik bagi tetangga yang lainnya. Sampai-sampai, orang non-muslim yang tidak sepaham dengan agama Nabi saja mau mengundang untuk makan di rumahnya.
Menurut dia, undangan makan tersebut tidak mungkin terjadi jika Nabi Saw memperlakukan tetangganya dengan buruk, kurang bergaul, dan tidak menyapa. Undangan tersebut, menurut dia, memperlihatkan bahwa Nabi Saw itu orang yang baik kepada semuanya, termasuk non-muslim.
“Nabi SAW sama sekali tidak anti kepada nonmuslim apalagi memusuhinya. Bukankah Nabi Saw itu diutus untuk kebaikan semua makhluk?,” kata Ustaz Zarkasih, dikutip dari buku “Manusia Yang Tidak Seperti Manusia”, .
Namun, penting juga untuk diingat bahwa hubungan antara Nabi Muhammad dan kaum Yahudi tidak selalu harmonis. Terdapat juga konflik dan ketegangan antara umat Islam dan kaum Yahudi selama masa Nabi Muhammad.