Kamis 02 Nov 2023 15:34 WIB

Bahaya, Jumlah Kasus Cacar Monyet Terus Bertambah

Kemenkes sebut jumlah kasus cacar monyet terus bertambah dan kini tercatat 30 kasus.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
 Seorang pasien sakit cacar monyet dirawat. Kemenkes sebut jumlah kasus cacar monyet terus bertambah dan kini tercatat 30 kasus.
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Seorang pasien sakit cacar monyet dirawat. Kemenkes sebut jumlah kasus cacar monyet terus bertambah dan kini tercatat 30 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox (mpox) terkonfirmasi saat ini berjumlah 30 kasus. Di mana, penambahan kasus terjadi di daerah dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak, yakni DKI Jakarta. Sementara itu, area penyebaran masih belum meluas.

“Jumlah kasus terkonfirmasi ada 30 kasus. Masih sama, satu di Bandung, dua di Kabupaten Tangerang, satu di Tangerang Selatan, dan satu di Kota Tangerang. Sisanya Jakarta,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Republika, Kamis (2/11/2023).

Baca Juga

Menurut dia, upaya pencegahan teruse dilakukan oleh Kemenkes. Di mana, dalam prosesnya Kemenkes terus melakukan upaya edukasi dan pemberian informasi kepada kelompok berisiko tinggi dan masyarakat umum untuk menekan penyebaran kasus penyakit itu.

“Upaya untuk edukasi masyarakat umum maupun kelompok yang berisiko tinggi untuk mencegah dengan segera mendapatkan pengobatan dan isolasi dan tidak melakukan hubungan seks,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Republika, Kamis (2/11/2023).

Kemenkes juga memperkuat pengawasan atau penemuan kasus aktif di seluruh fasilitas kesehatan dalam upaya penanggulangan cacar monyet. Dalam upaya itu, Kemenkes bekerja sama dengan komunitas atau relawan untuk menjangkau kelompok-kelompok tertentu untuk bisa melakukan deteksi, terutama dalam mencari kontak erat.

“Kita dalami setiap kasus, langsung kita lakukan penyelidikan epidemiologi dan juga penyiapan laboratorium rujukan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu lewat keterangannya, Rabu (1/11/2023).

Dia menjelaskan, sejumlah laboratorium, seperti Balai Besar Laboratorium Kesehatan milik Kemenkes, mempunyai kemampuan untuk memeriksa cacar monyet. Dengan begitu, pihaknya hanya perlu mendistribusikan reagen yang terkait.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI Moh Adib Khumaidi menyampaikan, cacar monyet atau mpox dapat menular tidak hanya dari hewan ke manusia, tapi juga dari manusia ke manusia. Cepatnya penyebaran mpox secara global dia sebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor itu, di antaranya tingginya jumlah orang yang bepergian, perdagangan internasional hewan seperti monyet, munculnya jalur penularan baru dari manusia ke manusia. Jalur penularan baru tersebut khususnya melalui hubungan seksual lelaki seks lelaki (LSL).

“Lalu munculnya gejala yang tidak biasa, dan masih minimnya ketersediaan vaksin mPox di negara-negara berisiko tinggi. Lebih dari 90 persen kasus mpox di dunia dilaporkan pada populasi khusus yaitu homoseksual dan biseksual,” terang dia Selasa (31/10/2023).

Kemenkes sebelumnya telah menjelaskan, kasus cacar monyet di Indonesia bertambah akibat perilaku seks berisiko. Di mana, dari tujuh kasus konfirmasi monkeypox, enam pasien di antaranya juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement