Kamis 02 Nov 2023 15:48 WIB

Jateng Kedatangan 3.500 Ton Beras Impor Asal Kamboja

Beras impor hanya digunakan oleh Bulog untuk penugasan pemerintahan.

Pekerja saat bongkar muat beras impor.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja saat bongkar muat beras impor.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 3.500 ton beras impor asal Kamboja yang diperuntukkan bagi wilayah Jawa Tengah tiba melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (2/11/2023).

Kedatangan beras yang selanjutnya disimpan di gudang Perum Bulog Jateng di Kota Semarang itu disaksikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi bersama Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana.

Menurut dia, impor beras kali ini merupakan yang pertama kali dari Kamboja masuk ke Indonesia setelah 11 tahun menandatangani nota kesepahaman. "Beras bisa masuk dan kualitasnya sangat baik," ujar Nana.

Arief memastikan beras impor yang masuk ini hanya untuk cadangan pemerintah yang harus dimiliki Bulog. Menurutnya, beras impor hanya digunakan oleh Bulog untuk penugasan pemerintahan.

Mulai dari bantuan pangan, gerakan pangan murah, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan sehingga inflasi bisa terjaga. "Desember akan ada tambahan penyaluran bantuan pangan untuk 21,7 juta keluarga penerima manfaat," katanya.

Sementara, Kepala Perum Bulog Wilayah Jateng Ahmad Kholisun mengatakan, total beras impor yang masuk ke Jateng mencapai 7,000 ton. Pengiriman pertama sebesar 3.500 ton mulai dibongkar hari ini.

Adapun sisanya sudah dalam perjalanan menuju Semarang.  "Pendistribusian beras ini merata di seluruh Jateng," kata dia.

Beras impor ini tidak dijual umum, tapi hanya untuk memenuhi penugasan pemerintah, seperti bantuan pangan serta Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan. "Untuk bantuan pangan tertinggi di wilayah Keresidenan Pekalongan," ujanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement