REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara (jubir) pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebut, kritikan terhadap program lumbung pangan (food estate) seharusnya ditujukan kepada mantan menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), bukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan untuk merespons kritikan dari jubir pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, Surya Tjandra, yang mempertanyakan mengapa proyek food estate difokuskan pada tanaman singkong, bukan padi. Dia juga mengkritik, proyek tersebut menebang pohon di hutan.
Dahnil menjelaskan, proyek food estate atau pertanian berskala besar yang dikerjakan oleh Kementerian Pertahanan memang fokus pada tanaman singkong. Proyek di Kalimantan Tengah itu digarap dalam rangka pertahanan, yakni cadangan logistik strategis.
Artinya, hasil panen singkong itu akan digunakan saat terjadi krisis pangan di Tanah Air. Adapun proyek food estate berupa pertanian padi, kata dia, merupakan tanggung jawab Kementerian Pertanian. SYL diketahui menduduki posisi Menteri Pertanian sejak Oktober 2019 hingga akhir mundur akibat terseret kasus korupsi pada Oktober 2023.
"Kritik food estate (beras) itu seharusnya dialamatkan kepada Pak SYL," kata Dahnil kepada Surya ketika keduanya menjadi pembicara dalam seminar publik bertajuk 'Pandangan Pasangan Capres/Cawapres dalam Isu Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim di Pemilu 2024', yang digelar CSIS di Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023).
Dahnil menekankan, SYL merupakan kader Partai Nasdem. Adapun Partai Nasdem merupakan salah satu partai pengusung pasangan Anies-Imin.
"Kalau bicara beras, Mas Surya, itu leading sector-nya ya menteri pertanian, yang sekarang jadi tersangka, dari Partai Nasdem, Mas. Partai Nasdem dukung Pak Anies dan Muhaimin," kata politikus Partai Gerindra itu.
Sebelum menyerang pasangan Anies-Imin terkait isu SYL, Dahnil lebih dulu merasa Surya telah menyerang Prabowo dengan isu food estate. Dahnil mengaku tidak mempermasalahkan serangan itu karena Prabowo memang sudah biasa diserang.
Sebagai gambaran, program food estate digagas oleh Presiden Jokowi pada awal periode kedua kepemimpinannya. Proyek Strategis Nasional (PSN) itu tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
Proyek sentra produksi pangan tersebut dilaksanakan di sejumlah provinsi seperti Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan. Untuk menggarapnya, Jokowi memerintahkan sejumlah kementerian.
Kementerian Pertanian yang ketika itu dipimpin politisi Partai Nasdem, Syahrul Yasin Limpo, ditugaskan sebagai leading sector proyek tersebut. Sedangkan Kementerian Pertahanan yang dikomandani oleh Prabowo Subianto menjadi back up dan fokus mengurus lahan singkong.