Jumat 03 Nov 2023 21:44 WIB

Canggih, Begini Cara Ilmuwan Mengukur Jarak Bumi dan Ratusan Galaksi di Tata Surya

Sebelumnya, pengukuran jarak galaksi masih kurang akurat dan komprehensif.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Dengan menggunakan instrumen NIRISS, tim mengukur pergeseran merah dari hampir 200 galaksi yang jaraknya dari Bumi sebelumnya tidak diketahui  (ilustrasi)
Foto: www.wikimedia.org
Dengan menggunakan instrumen NIRISS, tim mengukur pergeseran merah dari hampir 200 galaksi yang jaraknya dari Bumi sebelumnya tidak diketahui (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada 11 Juli 2022, gambar pertama yang diambil oleh James Webb Space Telescope (JWST) dirilis ke publik. Ini disebut Webb's First Deep Field, berpusat pada sekelompok galaksi bernama SMACS 0723 dan berisi tidak kurang dari 7.000 galaksi. Gambar ini terbukti menjadi target penting untuk studi evolusi galaksi.

Karena itu berisi sejumlah besar galaksi yang sangat jauh, yang menjelaskan bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi di awal alam semesta. Namun hingga saat ini, pengukuran jarak galaksi di bidang tersebut masih kurang akurat dan komprehensif. 

Baca Juga

Melansir Phys, Jumat (3/11/2023), sebuah tim astronom internasional yang dipimpin oleh Dr Gaël Noirot, seorang peneliti postdoc di Universitas Saint Mary Halifax, Kanada, kini telah dengan cermat memeriksa dan menganalisis First Deep Field milik Webb. 

Studi mereka dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Anggota dari Canadian NIRISS Unbiased Cluster Survey (CANUCS), para ilmuwan menggunakan instrumen NIRISS Kanada (Near Infra-Red Imager dan Slitless Spectrograph) di JWST untuk mengumpulkan spektrum dari target galaksi dalam gambar.