Jumat 03 Nov 2023 15:04 WIB

Sutradara Drama Musikal Beranak dalam Kubur Ungkap Tantangan Syuting

Mereka hanya memiliki waktu tiga hari untuk melakukan pengambilan gambar.

Gedung pertunjukan atau teater (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Gedung pertunjukan atau teater (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara seri drama musikal Beranak dalam Kubur Bayu Pontiagust menceritakan yang dia dan timnya alami selama salah satu naskah dari kelompok sandiwara legendaris Miss Tjitjih itu di sebuah studio alam di kawasan Depok. Mereka hanya memiliki waktu tiga hari untuk melakukan pengambilan gambar.

Bayu, saat sesi jumpa media usai pemutaran perdana drama musikal Beranak dalam Kubur di Galeri Indonesia Kaya Jakarta, Kamis (2/11/2023) malam, mengatakan mereka sudah diberi tahu oleh tim Mis Tjitjih bahwa cerita asli Beranak dalam Kubur sangat panjang. Tim pun harus menghitung secara realistis produksi drama musikal tersebut, termasuk untuk proses kreatif.

Baca Juga

"Singkat cerita, kami hanya punya waktu tiga hari untuk syuting. Dari situ, tim kami merangkai program hari ke hari untuk menghitung berapa banyak scene yang akan diambil," kata Bayu menceritakan syuting "Beranak dalam Kubur".

Bayu yang sebelumnya sempat terlibat dengan beberapa seri drama musikal menjabarkan bahwa keunikan "Beranak dalam Kubur" bila dibandingkan judul-judul musikal lain adalah bahwa tim produksi kali ini tidak mengambil set di studio atau panggung.

"Kami langsung mencoba set sungguhan. Kalau dilihat untuk adegan di dalam ruangan itu seperti set panggung. Kami cuma pakai satu bidang, namun bisa dapatkan 4 set. Ibarat satu kotak isinya rumah tetapi setiap bagian punya desain. Di satu lokasi syuting ada rumah, hutan, dan rumput. Kami berpindah-pindah, jadi memudahkan proses agar tiga hari selesai," kata dia.

Menurut Bayu tantangan untuk menyelesaikan proses syuting Beranak dalam Kubur selama tiga hari membuat dia dan tim harus berusaha untuk menahan lebih banyak keinginan dalam proses kreatif agar tidak muncul terlalu banyak waktu tambahan.

"Kalau satu proses nggak selesai, maka nanti yang depannya molor lagi. Jadi buat saya, tantangan terbesar adalah soal waktu 3 hari untuk mencapai itu semua. Sampai hari terakhir, kami sudah tidak bisa overtime lagi karena dari pukul 10.45 sampai pukul 12 harus take sebanyak 5 scene. Itu sudah kayak estafet banget," dia memaparkan.

Bayu juga sempat khawatir meramu kisah....

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement