Jumat 03 Nov 2023 16:18 WIB

Media Pemerintah: Korut Dorong Penguatan Pasukan Nuklir

Ancaman nuklir AS dan pasukan angkatan lautnya ke Korut semakin nyata.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Senjata nuklir (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/KCNA
Senjata nuklir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Media Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan Pyongyang akan meningkatkan deterensi militer untuk memastikan keamanan dalam menghadapi senjata nuklir Amerika Serikat (AS) ke Korut. Laporan ini disampaikan dalam kritik uji coba rudal balistik antarbenua AS baru-baru ini.

Angkatan Udara AS meluncurkan rudal berkemampuan nuklir Minuteman III dari pangkalan di California pada Rabu (1/11/2023) lalu. Tapi rudal itu meledak setelah militer mendeteksi anomali. Ujicoba itu dihadiri pejabat militer Korea Selatan (Korsel) dalam kunjungan pertama mereka sejak 2016.

Baca Juga

Komentator militer Korut mengatakan meski uji coba itu gagal. Tapi kehadiran "gangster boneka militer" Korsel menunjukkan senjata nuklir AS menargetkan Korut.

"DPRK (Korut) akan terus melanjutkan aksi militer untuk meningkatkan deterensi dan memastikan keamanan strategis di Semenanjung Korea dan kawasan," kata komentator yang tidak diidentifikasi kantor berita Korut, KCNA, Jumat (3/11/2023).

Komentar itu juga mengkritik berbagai langkah militer AS dan Korsel baru-baru ini. Termasuk pengiriman pesawat bomber strategis AS ke Korsel.

"Ancaman nuklir AS dan pasukan angkatan lautnya ke DPRK hampir menjadi batas baru," kata komentator Korut tersebut. Ia menyerukan penguatan "pasukan bersenjata pertahanan nuklir."

Kementerian Unifikasi Korsel yang bertanggung jawab atas hubungan antara Korea di Korsel mengatakan komentar tersebut menimbulkan pertanyaan apakah Korut bersiap untuk membenarkan "provokasi" militer terbaru.

"Sudah jelas panasnya ketegangan di Semenanjung Korea disebabkan pengembangan nuklir yang sia-sia dan provokasi militer yang ceroboh Korut," kata wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel Kim In-ae.

Korsel menggelar latihan bersama dengan AS dan Jepang di dekat Semenanjung Korea bulan lalu. Latihan itu melibatkan pesawat bomber strategis B-52 serta pesawat tempur dari tiga negara.

AS dan Korsel juga menggelar latihan angkatan udara yang melibatkan 130 pesawat tempur dari kedua negara. Dalam latihan bulan lalu itu mereka mensimulasikan operasi masa perang selama 24 jam.

Korsel dan AS mengatakan latihan mereka bertujuan untuk menjaga kesiagaan dalam merespon Korut. Pyongyang mengecam latihan itu sebagai persiapan invasi AS dan Korsel.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement