Jumat 03 Nov 2023 16:25 WIB

Mahasiswa Gelar Aksi Damai di Gedung Sate, Tuntut Aksi Nyata Bantu Palestina

Genosida yang dilakukan Israel harus segera dihentikan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Massa dari Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam melakukan Aksi Umat Islam Bela Palestina di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/11/2023). Dalam aksi tersebut, mereka mengutuk serangan Israel ke Palestina serta mengajak masyarakat Indonesia dan masyarakat Muslim dunia untuk membantu serta mendukung Palestina.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Massa dari Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam melakukan Aksi Umat Islam Bela Palestina di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/11/2023). Dalam aksi tersebut, mereka mengutuk serangan Israel ke Palestina serta mengajak masyarakat Indonesia dan masyarakat Muslim dunia untuk membantu serta mendukung Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan massa yang tergabung dalam Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam menyerbu Gedung Sate menuntut pemerintah untuk melakukan langkah konkret dalam membantu Palestina. Pasalnya, saat ini, rakyat Palestina semakin banyak yang menjadi korban gempuran kebiadaban Israel.

Menurut Koordinator Aksi Rafli, saat ini tidak cukup dari pemerintah hanya memberi kecaman. Namun, harus ada respons reaktif yang dilakukan dalam menjaga perdamaian di Palestina. 

Baca Juga

"Apalagi, perang telah berlangsung 28 hari dan merenggut lebih dari 9.000 nyawa di Palestina akibat ulah Israel," kata dia, Jumat (3/11/2023).

Rafli meminta, Genosida yang dilakukan Israel harus segera dihentikan. Salah satunya, dengan bantuan pemerintah Indonesia. Sekaligus mengembalikan perdamaian di Palestina.

Dia mengatakan, tujuan aksi jelas perdamaian tanggung jawab sosial semua. Kedua sebagai kaum Muslimin juga tanggung jawab semua. 

"Tujuan kita hari ini adalah bahwa kita bersama Palestina. Komitmen terkait perdamaian harus digaungkan. Menuntut keras memutus semua hubungan diplomasi (dengan Israel). Kemudian mengirimkan pasukan ke Palestina sebagai upaya membebaskan kaum Muslimin," ujar Rafli.

Rafli pun menyayangkan banyak negara hanya berdiam diri, termasuk Indonesia karena seolah berat untuk turun tangan membantu Palestina. Oleh karena itu, Rafli berharap, melalui aksi yang dilakukan dapat menggerakkan hati pemerintah untuk membantu menghentikan perang antara Palestina dan Israel.

"Ketika di sisi lain ada hukum internasional, seolah tidak berlaku untuk Israel. Seolah kemudian kebal hukum. Apakah kecaman saja? Palestina butuh upaya konkret," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement