REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontrak Anwar El Ghazi diputus klub Jerman, Mainz, di tengah jalan. El Ghazi, pemain Muslim berdarah Maroko yang lahir di Belanda, mengunggah pesan di media sosial tentang konflik Israel-Palestina.
Mantan penyerang Everton dan Aston Villa ini diskors oleh klub Bundesliga tersebut pada 17 Oktober, dua hari setelah mengunggah dukungan pertama terhadap Palestina, dikutip dari SKy Sports, Sabtu (4/11/2023).
Mainz menjauhkan diri dari postingan tersebut setelah menskors El Ghazi. Mainz mengatakan, mengomentari "konflik yang kompleks" dengan "berbagai perspektif" adalah sesuatu yang "tidak sejalan dengan nilai-nilai klub".
Pada awal pekan ini, Mainz mengatakan skorsing El Ghazi dicabut setelah pembicaraan dengan manajemen dan dia akan menerima teguran. Mainz menyatakan sang pemain "menyesal telah mempublikasikan unggahan tersebut dan juga menyesal atas dampak negatifnya".
Klub menambahkan bahwa El Ghazi "juga menyatakan bahwa dia tidak mempertanyakan hak Israel untuk eksis".
Namun, dua hari berselang, tepatnya Rabu, El Ghazi membantah pernyataan klub yang mengatasnamakan dirinya. El Ghazi mengindikasikan Mainz telah mengeluarkan pernyataannya tanpa seizinnya.
"Saya tidak menyesal atau memiliki penyesalan atas posisi saya," tulisnya. "Saya tidak menjauhkan diri dari apa yang saya katakan dan saya berdiri, hari ini dan selalu sampai nafas terakhir saya, untuk kemanusiaan dan mereka yang tertindas."
Klub asal Jerman tersebut kemudian telah mengonfirmasi, kontrak El Ghazi telah diputus "sebagai tanggapan atas komentar dan unggahan sang pemain di media sosial".
El Ghazi merespons di media sosial untuk kedua kalinya pada Jumat, dengan mengatakan,"Berdirilah untuk apa yang benar, bahkan jika itu berarti berdiri sendiri. Hilangnya mata pencaharian saya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan neraka yang dilepaskan pada orang-orang yang tidak bersalah dan rentan di Gaza #stopthekilling."
Pemain berusia 28 tahun, yang juga pernah bermain untuk PSV Eindhoven, bergabung dengan Mainz sebagai pemain bebas transfer pada September 2023. Ia tampil tiga kali sebagai pemain pengganti.
Pada Rabu, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) mengatakan, mereka akan menulis surat kepada klub-klub yang menyarankan para pemain untuk tidak menggunakan frasa "dari sungai ke laut" dalam unggahan media sosial karena "dianggap menyinggung banyak orang".
Gelandang Leicester City Hamza Choudhury meminta maaf dan menghapus sebuah postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, karena menggunakan frasa tersebut bersama dengan bendera Palestina.
FA memutuskan untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Choudhury. Namun jika ada pemain yang menggunakan kalimat tersebut lagi, mereka akan menghadapi risiko diselidiki oleh polisi.