REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Situasi Rumah Sakit al-Shifa di Gaza akhirnya benar-benar gelap gulita tanpa ada ketersediaan listrik yang beroperasi di RS tersebut pada Sabtu (4/11/2023). Hal ini dikarenakan generator terakhir yang beroperasi telah kehabisan bahan bakar untuk mengaliri listrik di RS tersebut.
Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengatakan kondisi ini sangat membahayakan nyawa ribuan orang yang terluka yang masih berada dalam layanan medis RS tersebut. Terlebih sangat banyak warga Gaza yang saat ini membutuhkan bantuan medis akibat serangan bom oleh militer Israel.
Pihak Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Jumat setidaknya 16 dari 35 rumah sakit di Gaza yang terkepung telah ditutup karena pengeboman Israel atau kekurangan bahan bakar. Perang Israel yang menghancurkan di Gaza telah menyebabkan sistem medis di sana berantakan, dan rumah sakit-rumah sakit di sana berjuang untuk tetap beroperasi.
Rumah Sakit al-Shifa merupakan dua dari RS besar terakhir di Gaza selain RS Indonesia, yang mungkin tidak akan bertahan karena habisnya persediaan bahan bakar untuk generator listrik. Laporan kementerian kesehatan mengatakan bahwa 51 dari 72 pusat layanan kesehatan primer juga terpaksa ditutup.