REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan bahwa dia akan menyerahkan kepemimpinan Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa sebelum pemilihan umum tahun 2025. Lee mengatakan, dia akan menyerahkan kendali kepada Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong segera setelah peringatan 70 tahun PAP pada November 2024.
Berbicara kepada anggota PAP, Lee mengatakan, Wong telah membuktikan dirinya sebagai kepala gugus tugas Covid-19 selama pandemi. Lee menambahkan, tidak ada alasan untuk menunda transisi politik.
"Oleh karena itu, saya bermaksud menyerahkan kepada Lawrence sebelum pemilihan umum berikutnya. Setelah itu, saya akan membantu PM baru. Saya akan pergi ke mana pun menurut dia saya bisa berguna. Saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu dia dan timnya berjuang dan memenangkan pemilu berikutnya," ujar Lee, dilansir Aljazirah, Ahad (5/11/2023).
Wong adalah mantan menteri keuangan dan pembangunan nasional. Popularitasnya melonjak saat ia mengawasi respons Covid-19 di Singapura yang merupakan salah satu negara dengan tingkat penyakit dan kematian terendah di dunia pada masa-masa awal pandemi.
Kepemimpinan Wong di PAP akan memastikan ia menjadi pemimpin keempat di Singapura. Kontrol ketat terhadap aktivisme politik dan persekongkolan luas telah membantu partai tersebut mengamankan kekuasaan yang terputus selama lebih dari 60 tahun.
Pada pemilu 2020, PAP memenangkan 83 dari 93 kursi di parlemen meskipun oposisi mempunyai kinerja paling sukses dalam sejarah negara tersebut. Wong akan menjadi pemimpin Singapura kedua yang bukan berasal dari keluarga Lee setelah Goh Chok Tong yang memerintah antara tahun 1990 dan 2004.
Lee Kuan Yew, ayah Lee Hsien Loong, adalah bapak pendiri Singapura dan perdana menteri pertama. Singapura diguncang oleh pergolakan politik yang jarang terjadi awal tahun ini ketika tiga anggota partai berkuasa mengundurkan diri karena tuduhan korupsi dan perselingkuhan.