REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sejak kecil kita diajarkan berdoa sebelum menyantap hidangan. Namun, terkadang kita lupa membaca doa sebelum makan. Lalu, bagaimana hukumnya makan tanpa membaca doa?
Pendiri Halal Corner Aisha Maharani mengatakan ketika kita lupa membaca doa makan, setan sudah mengincar-incar untuk dapat makan bersama orang yang tidak mengucapkan doa. Hal tersebut seperti dikatakan dari Ibnu Sabh, dari al-Mustsanni bin Abdurrahman al-huza’i, dari pamannya yang bernama Umayyah bin Mukhsyi.
“Dia adalah yang selalu menyertai Nabi Muhammad ﷺ, lalu dia berkata,”Suatu ketika Nabi sedang duduk ada seorang sahabat beliau makan, dan tidak membaca bismillah. Maka setan pun makan bersama dengannya, ketika makannya itu tinggal satu suap, orang itu berdoa”,” kata Aisha melalui pesan WhatsApp, Ahad (5/11/2023).
Aisha menyebutkan doanya adalah “Bismillahi fii awwalihhi wa fii akhirihi”. Doa tersebut memiliki arti “Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhir.”
“Kemudian beliau seraya bersabda, “Pada saat ini setan terus-menerus ikut dengan orang itu, namun ketika dia menyebut nama Allah, maka dia memuntahkan semua makanan yang masuk ke dalam perutnya”,” ujar Aisha.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh yang baik dalam hal makan dan minum yang bisa diikuti oleh umatnya. Dikutip dari buku “Fiqih Sunah Wanita” karya Abu Malik Kamal menyebutkan, ada 10 etika makan sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan.
Pertama, membaca sebelum makan. Umar ibnu Abi Salamah mengisahkan bahwa sewaktu masih kanak-kanak, ia pernah diasuh oleh Rasulullah saw. "Suatu hari," tuturnya, "Tanganku berkeliaran di atas tempat makan.
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Wahai anak kecil, bacalah basmalah. Makanlah dengan tangan kananmu. Dan ambillah makanan yang paling dekat denganmu.' Sejak saat itu, aku selalu makan dengan cara yang diajarkan Rasulullah itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Jika seseorang lupa membaca basmalah sebelum makan, maka ia dianjurkan untuk membacanya ketika ia teringat. Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa lupa menyebut nama Allah sebelum makan, maka hendaklah ia mengucapkan, 'Bismillähi awwalahu wa âkhirahû - dengan nama Allah pada awal dan akhirnya'. Dengan begitu, orang itu akan menghadapi makanan yang baru dan setan pun tidak akan mampu memperoleh apa yang sebelumnya ia peroleh darinya." (HR Ibnu Sunni).
Kedua, memakan dengan tangan kanan dan tidak mengambil makanan yang ada di hadapan orang lain jika ia makan bersama orang itu di atas wadah atau nampan yang sama. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW kepada Umar ibnu Abi Salamah di atas.
Ketiga, tidak makan sambil bersandar karena hal itu akan mendorong seseorang untuk makan banyak. Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak mengkonsumsi makanan sambil bersandar,” (HR Bukhari dan Tirmidzi).
Keempat, tidak mencela makanan yang tidak disukai. Abu Hurairah meriwayatkan hadits:
"Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukainya, maka beliau akan memakannya. Jika tidak, maka beliau tidak akan memakannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kelima, makan bersama dan tidak makan sendirian. Semakin banyak orang yang makan bersama, semakin besar pula berkah yang mereka peroleh.
Keenam, menjilat jari-jari tangan sebelum membasuh atau membersihkannya. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk menjilat jari-jari tangan dan piring mereka. Beliau kemudian bersabda, “Sungguh, kalian tidak mengetahui di bagian mana letak berkah itu terletak,” (HR Muslim).
Ketujuh, Jika sepotong makanan terjatuh, sebaiknya makanan itu tidak dibuang, melainkan dibersihkan lalu dimakan.
Kedelapan, membasuh tangan untuk membersihkan sisa-sisa makanan. Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang dari kalian tidur dengan tangan yang kotor oleh sisa-sisa makanan, lalu ia tertimpa sesuatu, maka janganlah ia menyalah-kan siapapun selain dirinya sendiri,” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Kesembilan, membaca hamdalah dan doa setelah makan.
Kesepuluh, mendoakan orang yang memberi kita makan.