REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Washington pada Sabtu (4/11/2023) untuk menuntut gencatan senjata di Gaza. Ribuan orang meninggal dunia dalam serangan Israel.
Massa juga mengecam kebijakan Presiden Joe Biden terhadap perang tersebut. Para pengunjuk rasa membawa plakat dengan slogan-slogan seperti “Kehidupan Palestina Penting,” “Biarkan Gaza Hidup” dan “Darah mereka ada di tangan Anda,” ketika pemerintah AS terus menolak tuntutan untuk menyuarakan seruan gencatan senjata secara menyeluruh.
Para aktivis menyebut rencana protes tersebut sebagai “Pawai Nasional di Washington: Bebaskan Palestina” dan mengorganisir bus-bus ke ibu kota AS dari seluruh negeri agar para demonstran dapat hadir, kata kelompok koalisi ANSWER, yang merupakan singkatan dari “Bertindak Sekarang untuk Menghentikan Perang dan Mengakhiri Rasisme.”
“Apa yang kami inginkan dan tuntut sekarang adalah gencatan senjata,” kata Direktur Nasional Aliansi Muslim Amerika Mahdi Bray, dilansir dari Al Arabiya, Ahad (5/11/2023).
Demonstrasi tersebut merupakan salah satu demonstrasi pro-Palestina terbesar di Amerika Serikat dan salah satu demonstrasi terbesar di Washington dalam beberapa tahun terakhir. Kerumunan mulai berkumpul di Freedom Plaza dekat Gedung Putih, pada sore hari sebelum protes dimulai dengan mengheningkan cipta.
Para demonstran mengangkat poster besar dengan nama-nama warga Palestina yang terbunuh sejak pembalasan besar-besaran Israel dimulai. Konflik Israel-Palestina yang mengakar kembali terjadi pada 7 Oktober ketika sejumlah pejuang Hamas, menyeberang ke Israel, menyebabkan sedikitnya 1.400 orang meninggal.
Israel sejak itu menyerang Gaza...