Ahad 05 Nov 2023 23:11 WIB

UKP Gandeng Praktisi Pangan Lakukan Gerakan Pengurangan Food Loss dan Food Waste

UKP RI berharap food loss foof waste menjadi gerakan nasional yang membudaya

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono menggandeng praktisi dan pakar di bidang pangan untuk terlibat dalam gerakan nasional pengurangan kehilangan dan pemborosan makanan atau food loss dan food waste.
Foto: dok istimewa
Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono menggandeng praktisi dan pakar di bidang pangan untuk terlibat dalam gerakan nasional pengurangan kehilangan dan pemborosan makanan atau food loss dan food waste.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono menggandeng praktisi dan pakar di bidang pangan untuk terlibat dalam gerakan nasional pengurangan kehilangan dan pemborosan makanan atau food loss dan food waste.

UKP RI Muhamad Mardiono dalam FGD bertema Inovasi Pengolahan Pangan Lokal Sebagai Gerakan Nasional Pengurangan Kehilangan dan Pemborosan Makanan di Jakarta, Sabtu (4/11/2023), mengatakan sesuai dengan tugas dan fungsinya, ia siap mendukung gerakan pengurangan food loss dan food waste yang telah diinisiasi oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sehingga menjadi gerakan nasional yang membudaya.

“Saya berharap seluruh stakeholder terlibat dalam gerakan ini termasuk para koki, praktisi pangan lokal, masyarakat, akademisi, perwakilan pelaku bisnis pangan, UMKM, serta media sebagai instrumen penyebaran informasi,” kata Mardiono.

Menurut Mardiono, Indonesia kaya akan sumber bahan pangan yang nilai gizinya sangat tinggi termasuk rempah yang melimpah, beraneka ragam jenis pangan lokal, hingga menu tradisional. Maka semestinya ini menjadi modal bagi bangsa ini untuk mewujudkan ketahanan pangan sehingga masyarakatnya bebas dari ancaman stunting dan kemiskinan ekstrem.