REPUBLIKA.CO.ID, N’DJAMENA – Republik Chad telah menarik duta besarnya dari Israel. Langkah itu diambil sehubungan dengan masih berlangsungnya agresi Israel ke Jalur Gaza yang telah memakan lebih dari 9.000 jiwa. Sebelum Chad, sudah terdapat enam negara yang memulangkan duta besarnya dari Tel Aviv.
“Chad mengikuti dengan perhatian dan keprihatinan besar terhadap situasi di Timur Tengah, khususnya gelombang kekerasan mematikan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza. Menghadapi tragedi ini, Chad mengutuk banyaknya korban sipil tak bersalah yang kehilangan nyawanya,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Chad, dikutip kantor berita Palestina, WAFA, Ahad (5/11/2023).
“Sebagai akibatnya, Chad memutuskan menarik kuasa usahanya untuk Israel untuk berkonsultasi,” tambah Kemenlu Chad, seraya menekankan bahwa gencatan senjata yang mengarah pada solusi jangka panjang terhadap permasalahan Palestina harus diumumkan di Jalur Gaza.
Chad adalah negara ketujuh yang memutuskan menarik duta besarnya dari Israel sehubungan dengan semakin brutalnya agresi Israel di Jalur Gaza. Enam negara lain yang sudah terlebih dulu menarik duta besarnya dari Israel adalah Turki, Honduras, Bahrain, Chile, Kolombia, dan Yordania.
Sementara itu Bolivia mengambil langkah lebih berani, yakni memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Bolivia menuduh Tel Aviv melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangannya di Jalur Gaza.
“Bolivia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif serta tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dalam sebuah konferensi pers, 31 Oktober 2023 lalu.
Mamani menambahkan bahwa Bolivia menyerukan gencatan senjata dan diakhirinya blokade yang mencegah masuknya pasokan makanan, air, dan elemen penting lainnya bagi kehidupan masyarakat Gaza.
Sejauh ini, lebih dari 9.700 warga Gaza, hampir 4.000 di antaranya anak-anak, terbunuh sejak Israel meluncurkan kampanye serangan pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka melampaui 25 ribu orang. Agresi Israel pun telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.