REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terdapat sebuah dosa yang pertama kali terjadi di langit, dan hal ini pula yang terjadi di dunia. Adalah dosa hasad antara iblis kepada adam, dan yang terjadi di bumi antara Qabil dan Habil.
Melalui pesan Telegram Ustadz Najmi Umar Bakkar menjelaskan, Imam al-Qurthubi رحمه الله berkata :
عُصِيَ اللهُ بِهِ فِي السَّمَاءِ الْحَسَدُ وَأَوَّلُ ذَنْبٍ عُصِيَ اللهُ بِهِ فِي الأَرْضِ الْحَسَدُ
"Dosa yang pertama kali terjadi di langit adalah hasad (Iblis hasad kepada Adam). Demikian pula dosa yang pertama kali terjadi di bumi adalah hasad (hasad yang mendorong salah seorang anaknya Nabi Adam membunuh saudaranya)" (Tafsir al-Qurthubi XX/259)
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
"Allah berfirman : "Apakah yang telah menghalangimu, (sehingga) kamu tidak mau bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?" Iblis pun menjawab: "Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia (Adam) dari tanah" (QS. Al-A'raf ayat 12)
Demikian pula maksiat yang pertama kali terjadi di atas muka bumi adalah karena maksiat hasad, yaitu hasad Qabil kepada saudaranya Habil.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ
"Ceritakan kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya telah mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidaklah diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), "Aku pasti membunuhmu !" Berkatalah Habil : "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang2 yang bertakwa" (QS Al-Maidah [5]: 27)
"Saudaraku, masihkah engkau berhasad kepada orang lain atas nikmat yang telah Allah berikan kepadanya ? Jika engkau melakukan demikian, maka hakikatnya engkau sedang protes kepada Allah dan menganggap bahwa Allah itu tidak adil. Dan itu merupakan dosa besar. Karena semua kenikmatan dan kelebihan yang dimiliki orang lain itu berasal dari Allah, dan itu semua terjadi dengan izin Allah," kata Ustadz Najmi.