Senin 06 Nov 2023 08:49 WIB

Paus Fransiskus Memohon Gencatan Senjata di Jalur Gaza

Bulan lalu Paus Fransiskus menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan di Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Paus Fransiskus kembali menyerukan penghentian pertempuran di Jalur Gaza.
Foto: AP/Andrew Medichini
Paus Fransiskus kembali menyerukan penghentian pertempuran di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus kembali menyerukan penghentian pertempuran di Jalur Gaza. Dia pun meminta agar para sandera dibebaskan, tapi tanpa menyebut pihak mana yang harus melakukan hal tersebut.

“Saya memohon kepada kalian untuk berhenti (berperang), atas nama Tuhan… gencatan senjata,” ujar Paus Fransiskus di Vatikan, menjelang doa Angelusnya, Ahad (5/11/2023), dilaporkan Vatican News.

Baca Juga

Dia kemudian menyoroti banyak korban jiwa anak-anak dalam perang di Gaza. “Bolehkah kita memikirkan anak-anak, semua anak yang terlibat dalam perang ini, serta di Ukraina dan konflik lainnya: kita membunuh masa depan mereka dengan cara ini. Mari kita berdoa agar kita mempunyai kekuatan untuk berkata cukup,” ucapnya.

Paus Fransiskus berharap, setiap kemungkinan opsi untuk menghindari eskalasi konflik dapat diterapkan. Hal itu agar proses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat berjalan tanpa hambatan. Menurut Paus, saat ini situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan.

Bulan lalu Paus Fransiskus sempat menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk membantu warga di Jalur Gaza yang terkepung. Dia kembali mengingatkan tentang pentingnya menghormati hukum humaniter internasional.

“Saya terus mengikuti dengan penuh duka apa yang terjadi di Israel dan Palestina,” kata Paus Fransiskus saat membacakan doa Angelus di Lapangan Santo Petrus, 15 Oktober 2023 lalu.

Dia mengaku sangat memikirkan kondisi anak-anak dan lansia. “Saya sangat meminta agar anak-anak, orang-orang lansia, perempuan, dan seluruh warga sipil tidak menjadi korban konflik,” ujarnya.

Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa Israel menggencarkan kampanye serangan udaranya yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Gaza pada Ahad malam lalu. WAFA mengungkapkan, agresi Israel menargetkan sekitar rumah sakit Gaza, lingkungan Al-Zaytoun, Al-Sabra, Al-Rimal, Al-Rimal Al-Janubi, Al-Shati, Al-Safina, Al-Mashtal, Kompleks Ansar, Sheikh Ajleen, Tal Al-Hawa, dan lingkungan serta wilayah lain di Kota Gaza dan sekitarnya.

“Puluhan warga terbunuh dan terluka akibat pengeboman pesawat pendudukan Israel terhadap banyak rumah pemukiman di sebelah barat Deir al-Balah, dan di lingkungan Al-Zaytoun, Al-Nasr, Sheikh Radwan, Kamp Al-Bureij, Al- Fakhoura di Jabalia, Al-Nuseirat, Kamp Al-Bureij, Lingkungan Al-Shuja'iyah, Beit Lahia, dan Lingkungan Al-Nasr,” tulis WAFA dalam laporannya.

Sejauh ini, lebih dari 9.700 warga Gaza, hampir 4.000 di antaranya anak-anak, terbunuh sejak Israel meluncurkan kampanye serangan pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka melampaui 25 ribu orang. Agresi Israel pun telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement