Senin 06 Nov 2023 10:20 WIB

Lebih Dari 300 Warga AS Berhasil Keluar dari Gaza

Diperkirakan ada sekitar 1.000 orang warga AS di Jalur Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina dengan kewarganegaraan ganda menunggu untuk melintasi perbatasan Rafah dengan Mesir, Jalur Gaza selatan.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina dengan kewarganegaraan ganda menunggu untuk melintasi perbatasan Rafah dengan Mesir, Jalur Gaza selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan lebih dari 300 warga Amerika Serikat (AS) dan keluarga mereka dikeluarkan dari Gaza. Tapi masih terdapat warga AS yang berada di permukiman yang dikepung tersebut dan negosiasi untuk membebaskan para sandera yang ditawan Hamas berjalan sulit.

Deputi penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jonathan Finer mengatakan warga AS termasuk sandera yang dibebaskan Hamas. Dalam program stasiun televisi CBS "Face the Nation" Ahad (5/11/2023) Finer mengatakan sejumlah warga AS ingin keluar dari Gaza tapi ia tidak menyebutkan jumlahnya.

Baca Juga

Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan terdapat 400 warga AS dan anggota keluarga mereka yang ingin keluar dari Gaza. Total warga AS di kantong pemukiman tersebut sekitar 1.000 orang.

Sejak Sabtu (4/11/2023) lalu evakuasi warga Gaza yang terluka dan pemegang paspor asing melalui penyeberangan Rafah ke Mesir telah ditangguhkan. Namun para pejabat Mesir, AS, dan Qatar mengatakan bahwa ada upaya untuk melanjutkan penyeberangan.

Sejak Hamas menggelar serangan mendadak 7 Oktober lalu Israel membombardir Gaza. Hampir 10 ribu orang Palestina tewas dalam serangan itu.

Fine mengatakan negosiasi untuk membebaskan sandera yang ditawan Hamas berjalan sulit. "Negosiasi-negosiasi itu berlangsung secara diam-diam di belakang layar," katanya.

"Negosiasi memakan waktu lebih lama dari yang kita inginkan, namun kami tetap yakin ada kemungkinan untuk membebaskan sejumlah besar sandera," tambah Finer.

Pekan lalu Presiden Joe Biden berbicara tentang perlunya jeda dalam konflik untuk memungkinkan para sandera keluar. Gedung Putih mengatakan mendukung "jeda kemanusiaan" untuk memungkinkan pengiriman bantuan ke Gaza.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 9.770 warga Palestina terbunuh serangan Israel. Israel mengatakan mereka mengarahkan serangannya ke Hamas, bukan warga sipil, dan menuduh kelompok tersebut menggunakan mereka sebagai perisai manusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement