Senin 06 Nov 2023 10:57 WIB

Gelar Budaya Trihanggo Gamping, Wabup Sleman: Sarana Warga Bergotong Royong

Terdapat 12 Bregada yang melakukan kirab budaya.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Kirab Budaya Merti Bumi bertajuk Bala Semesta Kalurahan Trihanggo Gamping, Sleman, DIY.
Foto: Dokumen
Kirab Budaya Merti Bumi bertajuk Bala Semesta Kalurahan Trihanggo Gamping, Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menghadiri Kirab Budaya Merti Bumi bertajuk Bala Semesta Kalurahan Trihanggo Gamping, di Lapangan Kalurahan Trihanggo Gamping, Ahad (5/11/2023).

Pada kesempatan itu, Danang mengajak seluruh warga masyarakat Trihanggo untuk memaknai Merti Bumi sebagai sarana untuk gumregah, gotong royong, serta nguri-uri budoyo.

"Momentum Merti Bumi ini mari kita sama sama maknai sebagai sarana untuk saling bergotong royong, gumregah, dan sekaligus wujud kepedulian masyarakat Trihanggo akan pentingnya melestarikan budaya melalui berbagai penampilan dan kreatifitas dari masing-masing Padukuhan," katanya.

Danang mendukung dan mengapresiasi antusiasme warga Trihanggo yang memeriahkan Merti Bumi Bala Semesta. Momentum ini harus dimaknai masyarakat sebagai sarana menjalin gotong-royong dan wujud gumregah masyarakat untuk sadar dan peduli akan pentingnya melestarikan budaya dan potensi lainnya yang ada di Kalurahan Trihanggo

Sementara itu, koordinator acara Merti Bumi Bala Semesta Trihanggo, Suyana WH melaporkan, terdapat 12 Bregada yang melakukan kirab. Bregada ini merupakan perwakilan dari 12 padukuhan yang ada di Trihanggo dan berasal dari tiga kalurahan lama, yakni Kronggahan, Jambon, dan Biru.

Hadir pula dalam acara tersebut Gusti Kanjeng Ratu Hemas beserta KPH Purbodiningrat dan KPH Yudhanegara yang sekaligus melakukan penyebaran udhik-udhik kepada masyarakat Trihanggo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement