REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengirimkan bantuan tahap pertama untuk Palestina melalui Rafah, Mesir. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati berharap, bantuan alat-alat kesehatan itu bisa masuk ke Gaza.
Bantuan tahap pertama yang dibawa Indonesia itu tidak cuma berupa alkes. Tapi, ada alat medis, hygiene kit, winter equipment, medical assistance, bahan makanan dan sleeping bag dengan total berat bantuan 51,1 ton.
Ia berharap, diplomasi pemerintah bisa memastikan bantuan, terutama alat-alat dan bahan-bahan medis bisa masuk ke Gaza. Sebab, informasi terkini fasilitas-fasilitas kesehatan di Gaza sudah banyak yang hancur.
"Sehingga, dukungan dari masyarakat Indonesia benar-benar bisa bermanfaat sesuai dengan kebutuhan di sana," kata Kurniasih, Senin (6/11/2023).
Kurniasih menuturkan, berbagai berita menyebut RS-RS terpaksa menghemat bahan medis seperti obat bius untuk operasi. Lalu, bahan-bahan medis yang seharusnya sekali pakai terpaksa dipakai ulang karena keterbatasan.
Maka itu, ia berharap, bantuan bisa masuk. Apalagi, Kemenkes memiliki tenaga cadangan kesehatan dan sudah memiliki pengalaman bantuan yang bersifat internasional saat membantu banjir Pakistan dan gempa Turki.
Ia turut berharap, bantuan kemanusiaan Indonesia tersebut bisa menolong masyarakat Gaza yang terhimpit dari semua sisi. Sebab, tidak cuma RS-RS yang dihancurkan, tapi Israel sudah menarget ambulans dan nakes-nakes.
Dengan jumlah pasien yang overload, ia menekankan, apa yang dilakukan Israel ini sudah masuk teritori kejahatan kemanusiaan. Pasalnya, Israel tidak cuma dengan sengaja melumpuhkan layanan-layanan kesehatan di Gaza.
"Sembari terus dengan sengaja menyasar masyarakat sipil dan jatuh korban jiwa," ujar Kurniasih.
Untuk itu, Kurniasih menyampaikan selamat bertugas kepada kontingen kemanusiaan dari Indonesia. Yang mana, terdiri dari bantuan NGO-NGO serta pemerintah untuk membawa misi kemanusiaan ke Palestina.