Selasa 07 Nov 2023 10:10 WIB

Fenomena Langit Hujan Meteor Taurid, Kapan akan Terjadi?

Hujan meteor Taurid tidak seperti kebanyakan fenomena bintang jatuh tahunan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Hujan meteor kecil Taurid Utara dan Taurid Selatan yang terkenal dengan bola api tersebut mencapai puncaknya pada hari berbeda selama pekan ini.  (ilustrasi).
Foto: ist
Hujan meteor kecil Taurid Utara dan Taurid Selatan yang terkenal dengan bola api tersebut mencapai puncaknya pada hari berbeda selama pekan ini. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencinta astronomi bisa menantikan fenomena langit yang menarik sepekan ke depan, yakni hujan meteor kecil Taurid Utara dan Taurid Selatan. Hujan meteor yang terkenal dengan bola api tersebut mencapai puncaknya pada hari berbeda selama pekan ini.

Dilansir laman Live Science, Senin (6/11/2023), hujan meteor Taurid tidak seperti kebanyakan fenomena bintang jatuh tahunan. Sebab, hujan meteor tersebut memiliki dua malam puncak yang berjarak lima hari. Hujan meteor Taurid berukuran kecil, kurang dari 10 bintang jatuh per jam jika diamati pada malam puncaknya.

Baca Juga

"Bola api" yang terkenal dari hujan meteor ini merupakan istilah yang merujuk pada meteor sangat terang yang tampak seperti kilatan saat jatuh melalui atmosfer. November dianggap sebagai salah satu bulan terbaik untuk pengamatan bintang jatuh.

American Meteor Society mengatakan demikian karena di bulan November terdapat banyak meteor sporadis. Selain itu, American Meteor Society memperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas bola api yang signifikan pada awal November.

Puncak hujan meteor Taurid Selatan terjadi pada Senin, 6 November 2023 malam hingga Selasa, 7 November 2023 dini hari. Secara keseluruhan, hujan meteor Taurid Selatan berlangsung dari 23 September hingga 8 Desember 2023.

Akhir pekan berikutnya akan menjadi puncak hujan meteor Taurid Utara, yang terjadi pada Sabtu, 11 November 2023 hingga dini hari Ahad, 12 November 2023. Taurid Utara dimulai sejak 13 Oktober 2023 dan akan berakhir pada 2 Desember 2023.

Kedua hujan meteor Taurid tersebut diberi nama sesuai dengan konstelasi Taurus yang muncul di langit pada musim gugur ini. Hujan meteor tersebut tampaknya berasal dari wilayah langit malam yang sama dengan Taurus, meski tidak terkait dengannya.

Pada malam puncak Taurid Selatan, akan terjadi fase bulan bungkuk (fase bulan di mana lebih dari setengah permukaan bulan kelihatan dari Bumi). Pencahayaannya 59 persen, dan akan bersinar mulai tengah malam. Saat puncak Taurid Utara, fase bulan memasuki bulan sabit yang memudar dan hanya empat persen yang diterangi, terbit sesaat sebelum matahari terbit. Untuk pengamatan hujan meteor, diperlukan langit dengan cuaca yang cerah untuk melihat bintang jatuh atau bola api.

Bintang jatuh adalah partikel yang disebut meteoroid yang menghantam atmosfer bumi, lalu memanas dan menguap hingga menimbulkan garis-garis cahaya di langit malam. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), sumber Taurid mungkin berasal dari komet 2P/Encke, yang meninggalkan jejak puing-puing batuan di dekat orbit Bumi ratusan tahun lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement