REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta memantau perkembangan kasus cacar monyet (monkeypox) di Jakarta dan Indonesia minimal hingga dua pekan ke depan. Pemantauan akan berlangsung sampai 24 November 2023.
"Perlu terus dipantau penambahan kasus positif cacar monyet di Jakarta dan Indonesia minimal sampai dengan 24 November 2023," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (6/11/2023).
Pemantauan tersebut dilakukan berdasarkan prediksi inkubasi virus cacar monyet, yakni dua kali masa inkubasi terpanjang. Itu sama dengan enam pekan dari 13 Oktober 2023 kasus transmisi lokal pertama ditemukan di Indonesia.
Selain itu, Ngabila menyebutkan, pemantauan kasus penyakit cacar monyet akan dilakukan di tempat-tempat ramai dengan mobilitas dan aktivitas yang tinggi. Pemantauan dilakukan bisa dengan cara penemuan kasus aktif yang perlu dilakukan terutama kelompok-kelompok tertentu dan orang bergejala atau yang berpotensi menular lewat seksual.
"Cacar dengan riwayat seks berisiko (baik oral dan genital). Monkeypox di Indonesia sampai saat ini 100 persen ditularkan melalui kontak seksual," katanya.
Data global menyebutkan 95 persen ditularkan melalui kontak seksual. "Data global sudah ada lima persen penularan droplet pada anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia sebagai kelompok rentan lainnya," kata Ngabila.
Dinkes DKI Jakarta menyebutkan tidak ada penambahan kasus cacar monyet dalam dua hari terakhir. Dinkes DKI berharap, kasus cacar monyet ini tidak semakin meluas ke daerah lain di luar Jakarta.