Senin 06 Nov 2023 21:28 WIB

Wasiat Juga Dilakukan Para Khalifah Termasuk Abu Bakar, Ini Bunyi Wasiat Terakhirnya

Wasiat merupakan salah satu sunnah Nabi SAW yang terlupakan

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi surat. Wasiat merupakan salah satu sunnah Nabi SAW yang terlupakan
Foto: pixabay
Ilustrasi surat. Wasiat merupakan salah satu sunnah Nabi SAW yang terlupakan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wasiat tidak hanya dapat dilakukan secara lisan. Namun wasiat juga bisa dilakukan dalam bentuk tulisan. 

Imam Abu Hamid al-Ghazali  dalam kitab Bidayat al-Hidayah bahkan menganjurkan agar setiap Muslim menulis wasiat sebelum tidurnya sebagai salah satu persiapan sebelum tidur sehingga apabila Allah Ta'ala mencabut nyawanya ketika tidur, maka ia telah menuliskan wasiat yang terbaik bagi ahli warisnya.   

Baca Juga

واعلم: أن النوم مثل الموت ، واليقظة مثل البعث ، ولعل الله تعالى يقبض روحك في ليلتك ، فكن مستعدا للقاءه بأن تنام على طهارة ، وتكون وصيتك مكتوبة تحت وسادتك ، وتنام تائبا عن الذنوب مستغفرا ، عازما على أن لا تعود إلى معصية أبدا ، واعزم على الخير لجميع الناس إن بعثك الله عز وجل. 

Artinya: “Ketahuilah olehmu, bahwa tidur itu ibarat mati. Dan bangun dari tidur itu seperti ibarat bangkit dari kematian. Dan oleh karena itu, bila Allah ta'ala hendak mencabut rohmu di malam itu, maka bersiaplah menemuiNya dengan kondisi tidurmu dalam keadaan suci, dan hendaknya engkau menulis wasiat yang ditaruh di bawah bantal, dan hendaknya sebelum tidur bertobat dari dosa-dosa dan memohon pengampunan serta bertekad tidak akan melakukan maksiat lagi selamanya, dan hendaknya bertekad berbuat kebaikan kepada seluruh manusia bila engkau telah dibangunkan Allah Ta'ala.” (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 125 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut). 

Praktik menulis wasiat sebelum meninggal telah dilakukan sejak periode awal Islam. Menulis surat wasiat juga pernah dilakukan Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Di mana dalam surat wasiatnya itu, Abu Bakar menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya kelak.  

Ketika Abu Bakar jatuh sakit dan terbaring selama 15 hari di tempat tidur, beliau merasakan bahwa kemampuannya dalam memimpin tidak bertahan lama lagi sehingga ia ingin mencalonkan seseorang sebagai penggantinya.

Pemikiran seperti itu didasarkan atas kepentingan terhadap umat yang memerlukan kepemimpinan dan mencegah terjadinya perpecahan.  

Untuk itulah beliau membentuk...

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement