REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh menangis ketika menceritakan kisah seorang ibu yang harus kehilangan tiga anaknya dalam serangan bom Israel. Dalam pidato pembukaan rapat kabinet Otoritas Palestina di Ramallah, Shtayyeh tak bisa menahan tangisnya ketika mengungkapkan kematian anak-anak yang tidak berdosa di Gaza.
"Seorang ibu kehilangan tiga anaknya yang tertimbun reruntuhan, dia mengatakan kepada anaknya, 'sampai bertemu...'," ujar Shtayyeh sambil menangis dan tak bisa melanjutkan kata-katanya.
Dalam video yang diunggah oleh TRT World, Senin (6/11/2023) Shtayyeh tampak berusaha untuk tegar. Dia berupaya menenangkan diri dengan menarik napas panjang, kemudian melanjutkan pidatonya.
"Semoga para syuhada mendapatkan tempat yang terbaik, dan untuk para pelaku kriminal, ini adalah tindakan yang memalukan," ujar Shtayyeh.
Shtayyeh meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel atas konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Dia mengapresiasi negara-negara yang akan mengajukan rujukan ke ICC untuk mengadili para penjahat.
View this post on Instagram
“ICC harus mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi para penjahat sebagai langkah pencegahan untuk menghentikan mesin pembunuh,” kata Shtayyeh, dilansir Anadolu Agency.
Shtayyeh menyerukan tindakan untuk menghentikan agresi Israel yang telah mengubah Jalur Gaza menjadi lembah darah. Dia juga menyoroti banyaknya nyawa tak berdosa, termasuk anak-anak dan perempuan, yang harus hilang sebelum komunitas internasional mengambil tindakan tegas.
Shtayyeh menyerukan intervensi segera untuk menghentikan pertumpahan darah yang sedang berlangsung dan segera menghentikan perang. Pengeboman Israel di Jalur Gaza yang berlangsung selama hampir satu bulan telah membunuh setidaknya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak.