Selasa 07 Nov 2023 14:08 WIB

Ngeri, Penularan Penyakit dari Hewan Diprediksi Lebih Mematikan Dibanding Covid 19

Jumlah kematian akibat penyakit hewan diperkirakan meningkat 12 kali lipat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Jumlah kematian akibat penyakit zoonosis pada manusia diprediksi akan meningkat 12 kali lipat lebih tinggi di 2050 dibandingkan 2020.. (ilustrasi).
Foto: Republika
Jumlah kematian akibat penyakit zoonosis pada manusia diprediksi akan meningkat 12 kali lipat lebih tinggi di 2050 dibandingkan 2020.. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Jumlah kematian akibat penyakit zoonosis pada manusia diprediksi akan meningkat 12 kali lipat lebih tinggi di 2050 dibandingkan 2020. Tindakan darurat perlu dilakukan untuk menanggulangi risiko masalah kesehatan global ini, menurut perusahaan bioteknologi Ginkgo Bioworks.

Penyakit zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan kepada manusia. Pemicu penyakit zoonosis yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia adalah bakteri, virus, parasit, hingga jamur.

Baca Juga

Epidemi yang disebabkan oleh penyakit-penyakit zoonosis dikenal juga dengan istilah spillover. Menurut para ahli dari Ginkgo Bioworks, perubahan iklim dan deforestasi dapat membuat spillover semakin sering terjadi di masa depan.

Pernyataan ini diberikan oleh para ahli dari Ginkgo Bioworks setelah mereka melakukan analisis terhadap tren empat patogen virus di masa lalu. Keempat patogen virus yang dianalisis adalah filovirus (seperti virus Ebola dan Marburg), SARS-CoV-1, virus Nipah, dan virus Machupo. Analisis ini tidak melibatkan SARS-CoV-2 yang merupakan penyebab pandemi Covid-19 di 2020.

Para ahli meninjau lebih dari 3.150 wabah yang terjadi sejak 1963 hingga 2019. Mereka lalu mengidentifikasi 75 kejadian spillover di 24 negara. Kejadian-kejadian ini menyebabkan 17.232 kematian, dengan 15.771 di antaranya disebabkan oleh filovirus. Sebagian besar kasus kematian terjadi di Afrika.

Tim ahli dari Ginkgo Bioworks juga menemukan bahwa epidemi akibat penyakit zoonosis mengalami peningkatan hampir 4 persen setiap tahun, pada periode 1963-2019. Sedangkan tingkat kematian akibat epidemi-epidemi tersebut mencapai 9 persen.

Bila laju peningkatan ini terus berlanjut, keempat patogen yang dianalisis dalam studi ini bisa memicu kejadian spillover empat kali lebih banyak pada 2050. Selain itu, penyakit-penyakit zoonosis yang disebabkan oleh keempat patogen tersebut bisa menyebabkan kematian 12 kali lebih tinggi pada 2050 dibandingkan pada 2020.

Para ahli juga mengungkapkan bahwa angka tersebut mungkin jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Alasannya, analisis yang mereka lakukan tidak melibatkan SARS-CoV-2 yang menjadi pemicu pandemi Covid-19.

Dari temuan ini, para ahli mengungkapkan bahwa epidemi yang dipicu oleh penyakit zoonosis bukanlah sebuah kejadian acak atau tak terduga. Kemunculan epidemi akibat penyakit zoonosis memiliki pola dan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun. "Sesuai dengan tren selama beberapa dekade ini, yang mana epidemi akibat spillover telah menjadi lebih besar dan lebih sering," ujar para ahli dari Ginkgo Bioworks, seperti dilansir MedicalXpress pada Selasa (7/11/23).

Tim ahli menilai tren epidemi penyakit zoonosis yang terus meningkat bisa menjadi ancaman kesehatan global. Terkait temuan ini, tim ahli menilai perlu adanya tindakan darurat yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk menanggulangi risiko ancaman kesehatan global tersebut. Temuan terbaru ini telah dipublikasikan dalam BMJ Global Health. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement